Bund, Ada 4 Risiko jika Anak Lambat Dikenalkan Makanan Bertekstur

18 Juni 2021 10:55

GenPI.co - MPASI atau makanan pendamping ASI wajib dikenalkan pada si kecil pada usia yang tepat. Disarankan untuk memberikan MPASI memasuki usia enam bulan.

Pasalnya, memberikan makanan bertektur dapat memberi dampak baik untuk si kecil. Sebaliknya bila telat memberi makanan padat dapat berisiko pada pertumbuhannya.

Berikut adalah 4 risiko jika telat memperkenalkan makanan bertekstur untuk anak, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber .

BACA JUGA:  Wadau! Studi Ungkapkan Anak Sulung Lebih Gampang Selingkuh

1. Susah makan

Memberi makanan bertekstur cenderung susah-susah gampang. Walau begitu harus tetap dicoba.

BACA JUGA:  Anak dan Perempuan Paling Rentan Terdampak Pandemi Covid-19

Sebab, bila terlambat memberikan makanan bertekstur, sang buah hati di kemudian hari akan lebih kesulitan makan bisa makanan tersebut tidak lembut.

2. Perkembangan otot lambung berkurang

BACA JUGA:  Jangan Abaikan Jika Anak Menunjukkan 3 Hal, Tanda Gangguan Mental

Terus memberikan makanan yang cenderung lembek pada si kecil, akan memberi rasa nyaman.

Walau begitu hal ini dapat berdampak tidak baik untuk tumbuh kembangnya.

Salah satu yang paling berpengaruh yakni perkembangan otot lambung berkurang. Sebab, otot lambung tidak pernah dilatih untuk bekerja lebih.

3. Kemampuan mengunyah cukup lambat

Untuk pertama kalinya mengunyah makanan bertekstur tentu cukup sulit. Tapi hal tersebut tidak akan menjadi masalah bisa diberikan sejak dini.

Hal tersebut akan membantu ia terbiasa mengerakan mulut untuk mengunyah asupannya.

4. Terlambatnya kemampuan bicara

Terlambat memberikan makanan bertekstur, juga memberikan risiko si kecil terlambat berbicara.

Hal ini juga akan memiliki masalah pada linguistik mereka.

Bibir dan lidah sangat berpengaruh pada kejelasan artikulasi ucapan.

Memberikan asupan makanan bertekstur pada si kecil tepat waktu, salah satu manfaatnya akan memberikan ia kemudahan untuk cepat berbicara. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co