5 Aspek Penting Dalam Memilih Permainan Anak, Catat Moms!

02 Juli 2021 23:10

GenPI.co - Dengan gaya hidup baru di tengah pandemi, orang tua dituntut ekstra kreatif dalam menghadirkan pilihan kegiatan liburan di rumah bersama anak yang mampu memperkuat menjadi momen kebersamaan yang menyenangkan.

Selain bisa beristirahat dari rutinitas sekolah, anak-anak dan orang tua pun bisa meluangkan waktu untuk bermain bersama dan menjalin ikatan kekeluargaan yang lebih kuat.

Bicara mengenai main bersama, banyak orang tua di Indonesia yang masih mencari cara untuk mengisi waktu liburan dengan menyenangkan, demi menjaga well-being (kesejahteraan hidup) anak, untuk membantunya terhindar dari rasa bosan, moody, stres, kurangnya intensitas sosialisasi dan lainnya.

BACA JUGA:  Cegah Covid-19 Pada Anak, Anies Minta Para Ortu Lakukan Hal Ini!

“Maria Montessori mengungkapkan bahwa ‘play is the work of the child’, sehingga sudah menjadi kebutuhan utama anak untuk bermain dan perlu kita penuhi,” ujar Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psikolog., psikolog anak dan remaja.

Namun, di tengah banyaknya pilihan permainan yang ada saat ini, orang tua berperan penting untuk memilih permainan yang tepat, seperti yang edukatif, sesuai dengan umurnya, serta tidak mengandung unsur kekerasan atau pornografi.

BACA JUGA:  ASI Tetap Diberikan Pada Anak Meski Ibu Alami Covid-19

Sangat penting bagi orang tua untuk memilih permainan yang melatih 5 aspek penting pada pertumbuhan anak (PILES), yakni:

1. Physical (perkembangan fisik/motorik)

BACA JUGA:  3 Cara Membentuk Karakter Anak Dengan Baik dan Benar

Berikan proporsi yang seimbang antara permainan virtual dengan permainan yang melibatkan fisik. Permainan fisik bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan koordinasi motorik kasar anak, seperti berlari, melompat, memanjat, mengayuh, dan lain-lain.

Untuk kemampuan koordinasi motorik halus, anak-anak bisa diajak membuat prakarya atau konstruksi bangunan mereka sendiri. 

2. Intellectual (kemampuan kognitif/berpikir)

Kegiatan bermain sambil belajar berperan penting untuk mengembangkan kecerdasan intelektual anak.

Misalnya, ketika mengajak anak bermain board game seperti catur dan monopoli, anak bisa mulai memahami konsep matematika dasar, seperti penjumlahan, pengurangan, serta kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.

3. Language (bahasa)

Untuk mengembangkan keterampilan bahasa lewat bermain, pilihlah permainan yang memerlukan interaksi, seperti tebak kata, scrabble, bermain peran atau kuis trivia. Selain itu, orang tua juga bisa mengobrol bersama anak selama atau setelah permainan berlangsung.

Hal ini juga yang dilakukan oleh Diana Rikasari, fashion blogger, penulis, sekaligus ibu dari dua anak. “Ketika bermain atau setelah permainan selesai, saya selalu mengajaknya bercakap-cakap. Apa saja yang kamu pelajari dari permainan tadi?

Coba ceritakan gimana perasaan kamu waktu kalah/menang? Menurut kamu kenapa permainan tadi seru? Contoh-contoh pertanyaan seperti itu membuat anak terdorong untuk bercerita banyak dan bisa membuat kita lebih mengenali mereka juga,” jelasnya.

4. Emotional (emosi)

Aspek emosional adalah melatih anak-anak untuk belajar menangani emosi mereka dengan cara yang baik dan sehat, entah itu emosi negatif maupun positif.

“Orang tua berperan penting untuk mendampingi  anak agar anak bisa mendapatkan keterampilan emosional dari permainan, termasuk mengajari cara bekerja sama dengan orang lain, dan cara menerima kekalahan dengan sportif,” ungkap Vera.

5. Social (sosialisasi)

Kecerdasan sosial pada dasarnya melatih anak-anak untuk bisa berinteraksi secara efektif dengan orang lain, mempelajari norma-norma yang berlaku, dan memiliki moral yang baik.

Jenis permainan yang melibatkan beberapa pemain (permainan kelompok) sangat baik untuk melatih kemampuan ini, karena anak didorong untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co