GenPI.co - Berbuat baik kepada orang lain itu perlu. Namun, jangan sampai kamu lebih sering menyenangkan orang lain daripada dirimu sendiri atau kerap disebut people pleaser.
Menurut psikolog aplikasi konsultasi daring Riliv, Ni Made Putri Ariyanti, people pleaser kerap membuat orang senang, meskipun membuang-buang waktu dan energi yang dimiliki.
“Biasanya, hal tersebut muncul karena kepercayaan diri yang rendah. Faktornya ada banyak, mulai dari trauma sampai orang tua yang menuntut anaknya menjadi pribadi yang membanggakan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (6/9).
Berikut ini tiga kebiasaan people pleaser dan bagaimana cara mengatasinya.
Sering minta maaf, walaupun tak salah
Kamu merasa selalu siap untuk disalahkan, walaupun kesalahan itu diperbuat orang lain. Lalu, kamu juga terus berpikir lebih baik meminta maaf daripada dimusuhi orang lain.
Permintaan maaf itu tak akan ada artinya jika tak dilakukan dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, mulailah cari tahu untuk apa kamu harus meminta maaf.
Memerlukan validasi dari orang lain
Kamu merasa hanya pantas disukai oleh seseorang ketika sudah memberikan semua yang dimiliki kepada seseorang.
Tak hanya itu, kamu juga takut akan penolakan, sehingga sebaik mungkin berusaha mendapatkan pujian dari orang lain.
Berhentilah mencari validasi dan apresiasi dari orang lain, karena kamu hanya perlumenemukannya dari dalam diri sendiri.
Lakukan aktivitas yang membuatmu merasa senang karena mencapai sesuatu.
Merasa bersalah setelah melakukan sesuatu
People pleaser selalu mengatakan “iya” pada setiap kesempatan. Hal itu terkadang membuatmu merasa bersalah, karena telah membuang waktu.
Oleh karena itu, cobalah belajar untuk menolak ajakan orang lain dengan sopan.
Pasalnya, penting untuk menyadari apa saja yang membuat kamu senang. Selain itu, tentukan batasan siapa saja orang yang bisa kamu buat senang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News