GenPI.co - Menurut Eileen Kennedy Moore, seorang psikolog dari New Jersey, anak pemberani bukan berarti tidak memiliki rasa takut. Melainkan ia mampu melakukan sesuatu meskipun sedang takut.
Untuk menjadi pemberani, seorang anak harus belajar mengatasi rasa takutnya dan tidak membiarkan rasa takut itu menghalanginya.
Saat menghadapi situasi tertentu yang membuat si kecil takut atau ragu, maka hal pertama yang perlu orang tua lakukan adalah pahami kegelisahannya.
Pahami apa yang membuatnya takut dan berikan keyakinan untuk mengatasinya.
Misalnya dengan berkata “Kamu gak mau naik seluncuran karena takut jatuh ya. Gak apa-apa kok, kamu pasti bisa.”
Terkadang si kecil takut melakukan sesuatu karena salah mengerti atau tidak memiliki cukup informasi, misalnya saat ia takut ke dokter gigi.
Mungkin ia akan merasa takut karena khawatir dokter akan melakukan hal yang menyeramkan.
Berikan ia informasi bahwa apa yang dilakukan dokter tidaklah menyeramkan jadi tidak ada yang perlu ditakutkan.
Biasanya anak takut melakukan sesuatu yang baru dan terlihat berbahaya, misalnya saat melihat kucing untuk pertama kalinya. Ia mungkin takut dicakar atau digigit.
Untuk menjadikannya berani, tunjukkan pada si kecil bahwa kucing itu tidak berbahaya.
Sikap yang bisa kamu tunjukkan misalnya dengan mengelus pundak si kucing dan bermain dengannya.
Dengan begitu ia menjadi lebih yakin dan mencoba menjadi anak pemberani terhadap hewan tersebut. (hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News