GenPI.co - Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengungkapkan, bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan gejolak emosi pada remaja sering tak terkendali.
Menurut Vera, hal tersebut bisa disebabkan oleh bagian otak korteks prefrontal belum berfungsi secara maksimal.
Maka, remaja cenderung memiliki perilaku dan keputusan yang keputusannya dikendalikan emosi.
"Namun, karena adanya emosi saat memutuskan sesuatu, memhuat remaja bisa berpikir efek jangka panjangnya," jelas Vera dalam konferensi pers #IniBaruJuara secara virtual, Selasa (4/1).
Vera menjelaskan, bahwa fungsi korteks prefrontal baru bisa berkembang secara maksimal, jika usianya sudah menginjak usia 20-25 tahun.
"Sebagai contoh beberapa kasus remaja, saat di rumah mereka mendapatkan tugas untuk mengerjakan PR. Namun, mereka lebih memilih untuk bermain games," ungkap Vera.
Hal tersebut disebabkan, oleh usia remaja yang masih kesulitan untuk mengontrol atau menahan diri dalam memenangkan emosinya.
"Bermain games itu menyenangkan, dengan bermain games kebutuhan emosi terpenuhi," jelasnya.
Vera menjelaskan, bahwa transisi dari kecanduan bermain game juga bisa menyadarkan seseorang untuk belajar memulai perubahan-perubahan dan target-target kecil dalam hidupnya.
"Maka orang tua berperan untuk mengajari anak mengendalikan diri saat bermain game bukan melarangnya," tutupnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News