Natoni, Tradisi Lisan Unik di Timor Tengah Utara

07 Agustus 2019 07:59

GenPI.co - Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di Nusa Tenggara Timur, memiliki beragam kekayaan budaya. Satu di antaranya Tradisi Lisan Natoni. 

Tradisi Lisan Natoni adalah prosesi penyampaian pesan pada umum. Secara etimologi, Natoni berasal dari kata Na dan Toni. Na artinya laki-laki atau merujuk sebutan Na Sakau (nama laki-laki). Adapun Atoni mengandung makna tuturan kata-kata syair.

Dalam perkembangannya, Natoni disebut sebagai Molok Atoni Meto Anmasimon Neo Monit Feo He Neka Mese Ma Paloil Kuan. Artinya, syair yang saling memberi dan menerima. Tersirat juga sifat mengasihi dan bekerja sama untuk membangun kehidupan yang berteologis sesuai kepercayaan masing-masing. Tradisi Lisan Natoni pun memakai bahasa Dawan dengan tingkatan tertinggi. Konten yang disampaikanya berupa syair-syair kiasan adat. Penyampaian pesannya dilakukan seorang Atonis atau penutur.

Seorang penutur biasanya akan diteman oleh pendamping (Na He’en). Para pendamping inilah yang akan memberi penekanan materi yang harus diucapkan seorang Natonis.

Baca juga:

Konser Musik Perbatasan, Maria Vitoria Siap Goyang Kefamenanu NTT

Cek di Sini untuk Tahu Ponsel Kamu Resmi atau BM

Tradisi Lisan Natoni dilakukan dalam setiap fase atau jenjang kehidupan. Dan, aktivitasnya dilakukan secara adat. Jenjang kehidupannya di antaranya, kelahiran, perkawinan, hingga kematian. Tradisi Lisan Natoni juga kerap diterapkan dalam hidup bermasyarakat. Sebut saja aktivitas dalam pembangunan rumah adat, persembahan bagi Uis Neno, dan Uis Pah.

“Tradisi Lisan Natoni memang menjadi potensi pariwisata yang bagus. Sebab, nuansa budaya khasnya sangat kuat. Yang jelas, ada banyak aktivitas yang bisa dinikmati wisatawan bila berlibur ke TTU. Selain budayanya, alamnya sangat eksotis,” jelas Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes.

Tradisi Lisan Natoni terbagi dalam beberapa istilah. Ada Usif yang menggambarkan kelompok kaum bangsawan sebagai pewaris tahta raja. Kelompok lain adalah Amaf atau Mnasi yang merupakan bangsawan rendah. Mereka ini adalah pemimpin masyarakat. Lainnya, ada Meo (kelompok kerabat) dan To atau To Ana (golongan yang tidak masuk strata kasta).

“TTU banyak memiliki sisi budaya yang eksotis. Tradisi Lisan Natoni tentu menjadi sesuatu yang luar biasa. Syaratnya, tentu datang langsung ke TTU. Momentumnya saat tepat karena ada penyelenggaraan event Konser Musik Crossborder Kefamenanu 2019,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Konser Musik Crossborder Kefamenanu 2019 sendiri diselenggarakan pada  9-10 Agustus. Lokasinya di Lapangan Oenamu, Kefamenanu, TTU, Nusa Tenggara Timur. 

Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co