GenPI.co - Seperti diketahui, bahwa orang ketiga dalam suatu hubungan tentu akan sering dibenci banyak orang. Sebab, orang tersebut akan dicap sebagai perusak keharmonisan hubungan dengan orang lain.
Lantas, mengapa ada orang yang mau menjadi orang ketiga dalam hubungan cinta?
Menurut beberapa survei yang dilakukan, bahwa orang ketiga berani melakukan hal ini karena kebutuhan, baik secara fisik maupun emosional.
Salah satu alasan seseorang tak keberatan menjadi orang ketiga karena ingin merasakan kesenangan dan keseruan tersendiri saat harus menjalin hubungan dan bertemu diam-diam dengan kekasihnya.
Selain itu, orang ketiga makin merasa percaya diri karena pasangannya akan mendatangi mereka untuk mencari hal-hal yang tidak dimiliki kekasih atau pasangan resminya.
Hal tersebut, akan membuat timbul rasa yakin bahwa apa yang mereka lakukan benar.
Namun, adanya orang ketiga dalam suatu hubungan dapat berdampak serius. Menurut American Association for Marriage and Family Therapy, dampak perselingkuhan umumnya akan menimbulkan gangguan pada kesehatan mental.
Berikut ini yang terjadi pada otak saat menjadi orang ketiga seperti dilansir pada Selasa (24/1/2023):
Studi dalam jurnal Psychoneuroendocrinology (2012) menyebutkan kadar oksitosin pada orang yang menjalin suatu hubungan jauh lebih tinggi daripada orang yang masih lajang.
Saat mulai merasakan rasa sayang, nyaman, atau cinta, maka hormon oksitosin diproduksi.
Hormon tersebut yang akan memperkuat keyakinan dan ikatan dengan pasangan.
Hal tersebut berbeda dengan orang yang jomlo, oksitosin mudah terbentuk pada individu yang menjalin hubungan asmara, termasuk bagi orang ketiga dalam hubungan pasangan lain.
Dorongan biologis kerap menjadi alasan seseorang bisa jadi orang ketiga. Akan tetapi, bukan berarti dorongan ini tidak bisa dibendung.
Pasalnya, manusia memiliki sistem moral untuk membedakan yang benar dan salah. Hal tersebut bisa membantu mengendalikan dorongan biologis yang salah jalan.
Saat menjalin hubungan cinta terlarang, awalnya otak akan dibanjiri oleh dopamin.
Hormon ini akan menciptakan perasaan bahagia, bersemangat, serta membuat seseroang merasa lebih berenergi.
Peneliti menyebutkann bahwa mekanisme otak yang menyebabkan seseorang bergairah saat memikirkan pasangan dengan yang terjadi pada pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Orang ketiga biasanya akan merasa senang dan tergila-gila dengan pasangan.
Tak dimungkiri, saat hubungan rahasia tengah berlangsung, maka kondisi ini membuat otak kebingungan. Akhirnya, merasa tertekan dengan adanya rahasia besar yang harus disimpan.
Hal tersebut akan membuat pergolakan dalam otak karena menginginkan hubungan ini tak diketahui oleh umum.
Oleh karena itu, hubungan rahasia yang terjalin bisa menimbulkan stres, depresi, dan emosi yang tidak stabil.
Kondisi tersebut dapat membuat kesehatan mental dan fisik orang ketiga terganggu. (HelloSehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News