GenPI.co - Patah hati alias putus cinta seringkali menimbulkan dampak stres yang berkepanjangan alias depresi. Bahkan yang paling parah memicu kecenderungan bunuh diri.
Dalam jangan panjang kondisi patah hati yang terlalu mendalam juga dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Apa saja itu? Simak 4 ulasannya dilansir dari Boldsky.
Putus cinta yang akan bereaksi terhadap hormon stres. Respons oleh tubuh akan mencakup pikiran yang tidak diinginkan, kekakuan hingga konsentrasi buruk.
Break-up atau putus cinta memicu kecemasan kronis dan jika kondisi ini diabaikan, itu bisa berubah menjadi depresi.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Columbia menemukan bahwa putus dari hubungan yang signifikan mempengaruhi otak dengan cara yang mirip dengan bagaimana otak para pecandu kokain.
Sebuah neurotransmiter yang disebut dopamin dilepaskan oleh beberapa bagian otak, hormon ini memainkan berbagai peran penting dalam otak dan tubuh kita. Itu akhirnya membuat terobsesi dengan orang yang paling kita sukai.
Putus cinta dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dengan mematikan bagian-bagian tertentu dari tubuh yang membantu dalam memerangi mikroba penyebab penyakit.
Putus cinta juga menghasilkan sekresi hormon stres yang mempengaruhi sistem kekebalan Anda selama rentang waktu tertentu dan juga berdampak pada fungsi tubuh yang lain secara merugikan. Ini membuat Anda lemah dan menjadi lebih sensitif terhadap sakit fisik.
The American Heart Association mengungkapkan bahwa ketika putus dengan orang yang dicintai, Anda akan terkena sindrom patah hati, yang memperbesar hati Anda untuk sementara.
Dalam kondisi ini, sebagian dari jantung tidak memompa dengan baik sementara selebihnya jantung melakukan fungsi-fungsi biasa, yang berarti kontraksi dapat menjadi lebih kuat. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News