GenPI.co - Industri skincare dan kosmetik yang makin berkembang pesat berpotensi menyebabkan kebingungan konsumen dalam memilih produk dan menurunkan loyalitas terhadap suatu merek.
Skinproof (PT Derma Lab Asia) yang berfokus pada riset konsumen dan pengujian produk di industry kosmetik, kecantikan, wellness, dan perawatan pribadi, menggelar diskusi edukatif dengan para beauty enthusiasts mengenai pentingnya kredibilitas produk di tengah maraknya kompetisi pasar kosmetik.
Alfons Sindupranata, Managing Director, Arya Noble mengatakan, skinproof berkomitmen untuk mengedukasi end consumer mengenai kulit dan segala permasalahannya, serta kandungan produk yang dapat menunjang kesehatan kulit.
“Edukasi yang tepat, masyarakat khususnya cosmetic-enthusiasts akan semakin aware akan pentingnya kredibilitas produk, sehingga dapat memilih produk yang tepat dan bermanfaat bagi kulit,” ujar Alfons dalam keterangan resminya, Kamis (16/3).
Bicara mengenai kredibilitas produk, Theresia Sinandang S. Farm, Head of Skinproof, menjelaskan, dengan begitu beragamnya produk kosmetik, masih banyak konsumen yang belum memahami apakah produk yang mereka gunakan sesuai dengan kebutuhan kulitnya atau tidak.
Menurutnya, klaim pada produk merupakan alat marketing yang sangat powerful tetapi harus dapat dipertanggung jawabkan.
“Setiap produk kosmetik dan perawatan kulit memiliki klaimnya masing-masing, seperti “Membersihkan”, “Menghilangkan”, “Menyamarkan”, atau “Hypoallergenic”, sehingga klaim produk dari produsen merupakan salah satu pertimbangan penting bagi konsumen,” ujar Theresia.
Sementara itu Apt. Ike Indrawanti, S. Farm., Cosmetic Scientist, menambahkan, dalam menentukan product claim perlu dilakukan riset dan analisa mendalam untuk memastikan bahwa kandungan pada produk tersebut memiliki kadar yang tepat untuk memberikan hasil pada penggunanya.
“Disini lah peranan Skinproof diperlukan. Skinproof melakukan uji coba terhadap produk kosmetik untuk memastikan bahwa kandungan yang terdapat di dalamnya telah sesuai dengan manfaat yang diharapkan,” lanjutnya.
Industri kosmetik dapat dikatakan merupakan salah satu industri yang resilien di masa pandemi, bahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat terdapat kenaikan jumlah perusahaan kosmetik sebesar 20,6% year-on-year (YoY) dari tahun 2021 ke tahun 2022.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News