GenPI.co - Anggota Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI Dr I Gusti Ayu Trisna Windiani membagikan tips mengantisipasi anak tantrum.
Trisna mengatakan untuk mencegah tantrum sebaiknya orang tua mengetahui terlebih dahulu tahapan perkembangan emosional anak berdasar usia.
Dia menyebut pada anak usia 15 bulan sudah mampu merasa sedih dan emosi orang lain. Kemudian menginjak 22 bulan bisa menentang jika dilarang.
Selanjut pada anak usia 2 tahun mampu mengendalikan emosi, di usia 3 tahun sudah bisa berbagi dengan orang lain tanpa diminta.
“Usia empat tahun, anak bisa menunjukkan rasa bahagia, takut, marah. Sebab perkembangan emosionalnya sudah terbentuk,” katanya dikutip dari Antara, Sabtu (26/4).
Dia mengungkapkan tantrum terjadi saat anak usia 18 bulan sampai empat tahun. Sebanyak 86 persen anak tantrum menunjukkan perilaku menangis.
Kemudian ada 40 persen anak berteriak dan 13 persen merengek. Salah satu pemicunya yakni karena bermain gawai dalam waktu yang lama.
“Anak yang mengalami paparan gadget lebih dari 20 menit, 66 persen akan tempered tantrum. Paparan gadget yang lama ini mengubah perilaku menjadi negatif,” ujarnya.
Si kecil bisa mengalami tantrum karena tidak suka perubahan mendadak ketika sedang beraktivitas yang disukainya.
Anak juga bisa tantrum karena mengalami infeksi, gangguan tidur, lelah, lapar, serta belum memiliki keterampilan menangani perasaannya sendiri.
Trisna mengatakan orang tua sebaiknya membawa anak ke fasilitas kesehatan ketika anak tantrum lebih dari 15 menit, lebih dari lima kali sehari, melukai diri sendiri dan orang lain.
“Anak sebaiknya diperiksa anamnesis, apakah sakit, infeksi atau gangguan tumbuh kembang, keterlambatan bicara, skrining pendengaran,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News