GenPI.co - Dokter Umum RSPI Sulianti Saroso Jakarta Utara Fitri Kemala Sari membagikan tips menghindari heat stroke saat memasuki puncak musim kemarau.
Fitri mengatakan tips yang pertama yakni supaya selalu menjaga rehidrasi tubuh dengan minum air setiap satu atau dua jam sehari.
Kemudian juga mengonsumsi makanan bergizi yang memiliki kandungan air tinggi, memakai alat pelindung diri seperti topi dan tidak memakai baju terlalu tebal.
“Cara supaya menghindari heat stroke selanjutnya yakni dengan memakai tabir surya atau sunscreen,” katanya dikutip dari Antara, Senin (10/7).
Fitri mengungkapkan penyakit heat stroke yakni kondisi tubuh yang sudah tak bisa mengontrol suhu karena cuaca yang terlalu panas.
Menurut lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Jakarta Pusat itu, kondisi heat stroke bisa berbahaya jika tak memperoleh penanganan medis cepat dan tepat.
“Tubuh punya mekanisme dalam mengontrol suhu. Misal ketika cuaca panas, tubuh akan berkeringat untuk cooling down. Tapi kalau sudah heat stroke, tubuh tidak bisa berkeringat,” ujarnya.
Gejala lain pada heat stroke yakni mengalami kebingungan, penurunan kesadaran atau pingsan, hingga yang paling parah terjadi koma bahkan kematian.
Fitri mengatakan penyakit lain yang berpotensi muncul saat puncak musim kemarau yakni sunburn atau kulit yang terbakar matahari.
Gejalanya berupa merah-merah pada kulit wajah atau badan dan jika sudah parah bisa sampak nyeri, kulit mengeras serta mengelupas.
“Kalau sudah dalam kondisi parah, sebaiknya langsung ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News