GenPI.co - Kamu sering kali takut untuk menjadi diri kamu yang sebenarnya di depan pasangan, padahal dilihat dan diterima apa adanya adalah hal yang paling kamu inginkan.
Kebutuhan untuk menjadi bagian dan terhubung dengan orang lain merupakan dorongan evolusioner dan, oleh karena itu, penting bagi kelangsungan hidup kamu.
Penelitian baru menunjukkan bahwa bersikap apa adanya meningkatkan kesehatan otak, menghasilkan kepuasan hidup yang lebih besar, kesejahteraan mental, dan mengalami lebih banyak makna dalam hidup.
Ketika kamu berpura-pura, kamu terputus dari pasangan dan juga diri kamu yang sebenarnya.
Berikut tiga penyebab mengapa kamu terkadang lebih memilih untuk menyembunyikan jati diri kamu dalam suatu hubungan.
1. Kamu Takut Pasangan Tidak Menyukai Apa yang Dilihatnya
Yang sering kali mendorong perilaku tidak apa adanya dalam hubungan adalah ketakutan akan penolakan dan tidak mampu memenuhi standar pasangan.
Ketakutan ini dapat memaksa kita untuk berusaha sekuat tenaga dan menjadi orang lain agar dianggap menyenangkan dan menarik.
2. Kamu Tidak Menyukai Apa yang Kamu Lihat
Hubungan kamu dengan diri sendiri adalah salah satu hubungan paling penting, meski penuh gejolak, yang pernah kamu miliki.
Jika kamu tidak menyukai, memahami, atau mengetahui jati diri, akan sulit untuk mengartikulasikan atau mengekspresikan diri kamu tanpa filter.
3. Kamu Mengejar Ilusi Diri yang Sempurna
Pernahkah kamu berpikir bahwa jika kamu memiliki wajah yang berbeda, tubuh yang berbeda, atau kepribadian yang lebih baik, segalanya akan menjadi lebih baik?
Teori Perbandingan Sosial memberi tahu kita bahwa membandingkan diri kita dengan orang lain adalah hal yang wajar.
Keinginan untuk "menyesuaikan diri" berasal dari naluri evolusioner untuk menjadi bagian dari suatu kelompok dan dengan demikian meningkatkan peluang untuk bertahan hidup. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News