GenPI.co - Sering kali terlalu mudah bagi pasangan untuk mengesampingkan diri ketika tanda-tanda peringatan mulai muncul, hanya untuk dihadapkan pada krisis yang sangat besar sebelum mereka menyadari bahwa mereka berada dalam masalah.
Namun bagi banyak pasangan, bukan krisis yang mengancam hubungan mereka, melainkan erosi keintiman secara perlahan yang membuat mereka terasing dari cinta yang pernah mereka kenal.
Apapun yang membuat pasangan menjalani terapi untuk mencoba menyembuhkan kehancuran yang mereka hadapi, sering kali mereka kelelahan.
1. Krisis
Krisis adalah alasan paling umum mengapa pasangan menjalani terapi. Telah terjadi pelanggaran kepercayaan, diagnosis medis yang tidak terduga, atau kehilangan yang tidak terduga yang membuat hubungan berada di bawah tekanan yang hebat .
Cara pasangan mengelola sebelum krisis terjadi sering kali menentukan apakah pasangan memiliki sumber daya waktu, uang, energi, jaringan sosial, ketersediaan, dan pengabdian terhadap hubungan yang dikecam.
2. Motivasi
Bukan hal yang aneh jika salah satu pasangan lebih termotivasi dibandingkan pasangan lainnya. Pasangan yang kurang membutuhkan hubungan untuk bertahan hidup selalu memiliki kekuatan untuk menetapkan aturan.
Hasil yang sukses bergantung pada keinginan kedua pasangan untuk menjalin hubungan. Bukan pertanda baik jika salah satu pihak bersedia melakukan apapun untuk membantu memulihkan hubungan, namun pihak lain tidak masalah jika tidak.
3. Komitmen
Komitmen berbeda dengan motivasi. Nilai terdalam itulah yang diungkapkan oleh keengganan untuk menyerah tanpa melakukan segala kemungkinan.
Agar pasangan yang mengalami tekanan memiliki kesempatan untuk berjuang, mereka harus mengabdikan diri sepenuhnya untuk terus berusaha, apa pun tantangan yang muncul. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News