GenPI.co - Di tengah tantangan kolektif politik, ras, keuangan, dan layanan kesehatan, kebutuhan akan ketahanan menjadi makin nyata. Meskipun beberapa orang tampaknya memilikinya, beberapa lainnya tidak.
Apa bedanya? Berikut tiga hal yang dilakukan orang-orang tangguh secara berbeda.
Mengharapkan kesulitan
Ini bukan pesimisme. Ini adalah kesiapan. Kesulitan terjadi adalah cara sopan untuk menjadi tangguh.
Bagaimana caranya? Karena bagi banyak orang, hal itu terdengar seperti mengatakan, “Atasi!” atau “Tenanglah!” atau “Kamu akan berhasil melewatinya.”
Namun melewati kesulitan saja tidak cukup bagi orang-orang yang tangguh.
Berfokus pada pertumbuhan melalui kesulitan
Karena kenyataannya, kita tidak hanya bertumbuh dari perjuangan kita di masa lalu, kita juga bertumbuh untuk perjuangan kita di masa depan.
Ini bukan tentang bangkit kembali. Ini tentang melompat ke depan. Kesulitan yang kita hadapi saat ini menjadi pupuk bagi panen kita di masa depan.
Chris Waugh, Chief Innovation Officer di Sutter Health mencontohkan sifat ini, dengan mengatakan, “Peluang untuk membangun ketahanan tidak akan ada habisnya. Perspektif yang tepat sangat penting agar hal-hal tersebut tidak terlewatkan.”
Tidak melakukannya sendirian
Mereka mengakui kebutuhan mereka akan bantuan dan mereka menerimanya. Mereka memiliki sistem pendukung.
Rebecca Hodges, Sr. VP di Axes.ai dan Kepala SDM percaya bahwa tempat kerja memiliki peluang untuk menjadi sistem pendukung tersebut.
“Masyarakat harus memahami lanskap agar dapat berkembang di dalamnya. Peran HR adalah memandu pemahaman ini.” (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News