GenPI.co - Penyesalan setelah putus cinta sering kali berpusat pada harapan membuat pilihan berbeda selama hubungan.
Penyesalan dalam hubungan romantis adalah hal yang lumrah.
Misalnya dengan menggunakan sampel Amerika yang besar, Morrison & Roese (2011) menemukan bahwa 19% peserta merasa menyesal terkait dengan hubungan romantis, lebih banyak dibandingkan bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, karier, pendidikan, dan keuangan.
Memilih secara aktif kapan harus tinggal atau pergi dan alasannya akan membantu menghilangkan penyesalan karena putus cinta.
Meninggalkan pasangan dalam keadaan murka
Kadang-kadang kita meninggalkan hubungan dalam keadaan murka sebelum kita punya waktu untuk benar-benar memproses pengalaman itu.
Ketika orang-orang meninggalkan hubungan dengan cara seperti itu, terkadang mereka menyesali bahwa mereka tidak bertahan cukup lama dalam hubungan tersebut untuk mencoba memperbaikinya atau menyelesaikannya.
Kehilangan identitas dan harga diri
Jika kamu mengompromikan pedoman moral untuk menjaga hubungan tetap berjalan, hal itu dapat membuat kamu mempertanyakan siapa diri kamu dan bagaimana kamu bisa sampai di sini.
Misalnya, dengan melakukan hubungan seksual larut malam atau mengalihkan perhatian dari rasa sakit dengan menggunakan narkoba atau menguntit mantan, kamu mungkin merasakan hilangnya kepercayaan diri dan harga diri yang bisa sangat menyakitkan.
Menyakiti orang lain
Terkadang kita menyakiti orang lain saat kita mengalami kepedihan emosional karena putus cinta.
Kamu mungkin telah menyakiti anggota keluarga, teman, rekan kerja, dan anak-anak.
Mengambil bagian dari orang-orang terkasih dalam hidup kamu yang secara tidak langsung dirugikan saat putus cinta dapat membuat kamu menyesal. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News