GenPI.co - Memiliki orang tua yang narsistik dapat merusak harga diri, konsep diri, dan cara memandang dunia.
Ketika anak dewasa, mereka mungkin tanpa sadar tertarik pada pasangan yang narsistik atau menunjukkan beberapa perilaku patologis orang tuanya.
Orang tua yang narsistik dapat menyebabkan kerusakan seumur hidup pada anak-anaknya.
Dilansir Psychology Today, orang tua narsistik sering kali menunjukkan perilaku umum tertentu yang dapat memengaruhi anak mereka, yaitu:
Egois
Orang tua narsistik mungkin memprioritaskan kebutuhan dan keinginannya daripada kebutuhan dan keinginan anak-anaknya.
Mereka mungkin mengharapkan perhatian dan kekaguman terus-menerus dari anak-anak mereka dan mengharapkan anak-anak memenuhi kebutuhan ego mereka dan tidak menyukai anak yang menjadi individu atau menjadi mandiri.
Kurangnya Empati
Empati, komponen fundamental dari pola asuh yang sehat , sering kali kurang dimiliki oleh individu narsistik.
Mereka mungkin kesulitan untuk memahami dan merespons kebutuhan emosional anak mereka.
Orang tua narsistik memandang kebutuhan mereka sebagai hal yang paling penting, tidak memberikan ruang bagi perasaan atau emosi anak.
Kontrol dan Manipulasi
Orang tua yang narsistik mungkin berusaha mengendalikan kehidupan dan keputusan anak-anak, memandang mereka sebagai perpanjangan tangan dari diri mereka sendiri.
Mereka mungkin menggunakan manipulasi untuk mempertahankan kendali ini. Orang tua yang narsistik mungkin mencoba mendapatkan kendali melalui rasa malu dan bersalah.
Orang tua akan memberi tahu anaknya, atau menunjukkan melalui tindakannya, bahwa anak tersebut adalah beban dan jika mereka menjadi anak yang lebih baik, orang tua akan bahagia.
Akar permasalahannya adalah orang tua yang narsistik tidak akan pernah puas. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News