GenPI.co - Ketika orang tua melihat anak menghadapi kesulitan, hal ini dapat menimbulkan perasaan empati, ketidakberdayaan, dan rasa bersalah.
Orang tua merasa terjebak ketika harus mencoba menjalin hubungan yang bermakna dengan anak yang sudah dewasa.
Dilansir Psychology Today, berkomunikasi dengan anak dewasa yang mengalami kesulitan tentang situasi mereka memerlukan kepekaan dan empati.
Tahap pertama dalam berdiskusi yang sehat adalah memiliki sikap tidak menghakimi dan ingin tahu.
Orang tua perlu mengungkapkan kekhawatirannya sambil memberi tahu anak bahwa orang tuanya ada di sana untuk mendukungnya secara emosional.
Orang tua akan menemukan bahwa kecemasan dapat dikurangi dengan berfokus pada mendengarkan secara aktif dan memvalidasi perasaan anak.
Orang tua perlu belajar melatih empati dan pengertian saat berinteraksi dengan anak.
Alih-alih secara refleks menyalahkan anak atas pilihannya, orang tua harus belajar untuk dengan lembut menawarkan kerja sama dalam mencari solusi sambil menghindari penggunaan bahasa yang menuduh.
Dorong tanggung jawab pribadi anak. Orang tua belajar untuk menawarkan dukungan dengan cara yang mendorong kemandirian anak.
Orang tua juga dengan sabar belajar membantu anak mencari solusi dan mengambil langkah-langkah untuk mengelola tuntutan hidupnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News