GenPI.co - Penimbunan digital didefinisikan sebagai akumulasi file digital hingga kehilangan perspektif, yang pada akhirnya mengakibatkan stres dan disorganisasi.
Penimbun digital sering kali mengumpulkan konten digital dalam jumlah besar, kesulitan mengatur dan membuang file-file besar.
Meskipun penelitian psikologis terhadap penimbunan digital kurang mendapat perhatian dibandingkan penimbunan fisik, para psikolog mulai menyelidiki dan memahami fenomena yang muncul ini.
Yang penting, para peneliti telah menggambarkan kecenderungan data pribadi berada pada spektrum, mulai dari minimalisme digital hingga penimbunan digital.
Dilansir Psychology Today, mengenali ciri-ciri penimbun digital berikut ini dapat membantu memahami dan meningkatkan pendekatan dalam mengelola data secara efektif.
Hal ini mungkin melibatkan kotak masuk yang penuh sesak dengan email yang tak ada habisnya, akumulasi folder foto digital yang sebagian besar tidak tersentuh, atau penimbunan file administratif yang tidak perlu.
Semua dirasionalisasikan oleh kecilnya kemungkinan kamu benar-benar membutuhkannya di masa depan.
Ketika penimbun digital telah mengumpulkan sejumlah besar kekacauan digital, sering kali kesulitan untuk menghapusnya, bahkan ketika file-file tersebut tidak digunakan dan tidak memiliki relevansi di masa lalu, sekarang, atau masa depan.
Ada kesalahpahaman umum bahwa data digital ada secara halus, terletak di cloud tanpa menempati ruang fisik atau memerlukan energi untuk menyimpannya.
Penimbun digital lebih cenderung merasakan keterikatan emosional terhadap file yang mereka simpan. Hal ini sangat dapat dimengerti jika mengacu pada foto liburan yang berkesan, tesis akhir kuliah, atau video langkah pertama anak.
Namun bisakah berharap untuk mengabadikan semua momen penting dalam hidup secara digital?
Mempertahankan konten digital yang sekarang hanya memiliki sedikit tujuan atau makna pada akhirnya dapat berdampak buruk.
Ciri khas lain dari penimbun digital adalah kecenderungan mereka menyimpan dan berbagi file digital secara berlebihan di berbagai perangkat dan platform.
Kebiasaan ini mungkin melibatkan mengirim email ke diri sendiri dan orang lain untuk mentransfer file sebagai upaya mengamankannya.
Praktek ini menyebabkan duplikasi file digital, menciptakan banyak versi yang disimpan di perangkat pribadi dan layanan penyimpanan cloud.
Pendekatan yang tersebar ini mengakibatkan pengelolaan data yang tidak efisien, duplikasi yang sia-sia, dan peningkatan kerentanan keamanan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News