GenPI.co - Ada berbagai macam pola asuh, dan mencari tahu mana yang cocok untuk orang tua dan anak sangatlah penting.
Setiap gaya pengasuhan anak mempunyai kualitas dan efek tersendiri, mulai dari gaya otoritatif yang langsung hingga pendekatan lembut dalam membangun ikatan yang kuat.
Dilansir Times of India, berikut gaya pengasuhan dari yang berwibawa hingga lalai untuk menentukan mana yang paling cocok.
Pola asuh yang lembut, yang ditandai dengan kasih sayang, rasa hormat, dan kepercayaan, sedang membuat heboh dalam dunia pengasuhan anak.
Berbeda dengan pendekatan otoritatif tradisional, pola asuh yang lembut menekankan kolaborasi dibandingkan otoritas.
Orang tua didorong untuk berempati terhadap emosi anak, menciptakan ikatan yang kuat dan keterampilan sosial yang positif.
Namun, perjalanan ini bukannya tanpa tantangan. Imbalannya dalam hal peningkatan harga diri dan interaksi sosial yang efektif menjadikannya gaya yang menarik.
Pola asuh otoritatif memberikan keseimbangan antara ekspektasi tinggi dan sikap tanggap. Gaya ini mendorong hubungan positif, kesuksesan akademis, dan kemandirian pada anak-anak.
Dengan menetapkan ekspektasi yang sesuai dengan usia dan tetap memperhatikan serta menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak, orang tua yang berwibawa memberikan bimbingan tanpa salah menangani individualitas anak.
Kuncinya terletak pada menjaga keseimbangan antara tuntutan dan daya tanggap, sehingga menghasilkan individu yang berwawasan luas dan percaya diri.
Pola asuh permisif, yang sering disalahartikan sebagai sikap lalai, berkisar pada kehangatan dan kasih sayang, namun tidak memiliki struktur.
Bertentangan dengan asumsi bahwa hal ini membangun kemandirian, penelitian mengungkapkan potensi kerugian seperti kecemasan, depresi, keterampilan sosial yang buruk, dan tantangan akademis.
Membedakan sikap permisif dan sikap lalai, yaitu sikap orang tua yang tidak peduli terhadap kehidupan anak-anaknya, sangatlah penting untuk memahami dampak jangka panjang terhadap anak.
Pola asuh jarak bebas, yang dikemukakan oleh Lenore Skenazy, mendorong kemandirian dengan pengawasan orang tua yang bijaksana.
Berbeda dengan pola asuh permisif, pendekatan ini menegakkan aturan dan ekspektasi, lebih selaras dengan pola asuh otoritatif.
Namun, hal ini tidak boleh mengarah pada pola asuh tanpa pengawasan. Penekanannya adalah pada memungkinkan eksplorasi dalam batas-batas, menciptakan pertemuan alami dengan tantangan.
Pola asuh helikopter, yang dikenal karena keterlibatannya yang berlebihan, telah berkembang menjadi pola asuh mesin pemotong rumput, di mana hambatan-hambatan dihilangkan sebelum anak-anak menghadapi ketidaknyamanan.
Konsekuensinya sangat signifikan, yaitu menghambat pengembangan keterampilan pemecahan masalah.
Memahami garis tipis antara dukungan dan keterlibatan berlebihan sangat penting untuk membangun individu yang mandiri dan tangguh. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News