GenPI.co - Ketika watak pasangan berbeda, kesejahteraan hubungan dapat terganggu karena bias negatif. Ini berpotensi menjadi berita buruk bagi pasangan yang tidak cocok secara emosional dan melihat sesuatu secara berbeda.
Dilansir Psychology Today, perencanaan proaktif adalah cara efektif untuk meningkatkan optimisme dan harapan bersama dalam hubungan.
Salah satu ide yang dapat dipertimbangkan oleh pasangan adalah menentukan waktu untuk mendiskusikan peristiwa negatif pada hari itu dengan waktu mulai dan waktu berakhir.
Hal ini memastikan pasangan yang negatif memiliki kesempatan untuk melampiaskan atau berbagi perasaan tidak menyenangkan tetapi dalam batasan waktu yang wajar untuk memastikan hal negatif tidak mendominasi rumah tangga.
Lebih banyak waktu harus dihabiskan untuk mendiskusikan topik-topik positif, baik sebelum dan sesudah sesi curhat.
Pasangan yang berbahagia harus berusaha mempertahankan keadaan emosi yang positif, sambil tetap bersedia mendukung pasangan yang tidak bahagia.
Namun pasangan yang negatif tidak boleh berusaha menjatuhkan pasangannya atau pasangan yang suportif karena "kesengsaraan suka ditemani". Penting untuk diingat bahwa kebahagiaan juga menular.
Pasangan yang bahagia dapat mengoptimalkan optimisme melalui perencanaan masa depan secara proaktif, menggabungkan banyak peristiwa dan rencana yang membuat kedua pasangan bahagia dan penuh harapan.
Hal ini dapat mencakup acara yang berhubungan dengan keluarga, aktivitas yang saling menyenangkan, menonton film, konser, atau sekadar waktu untuk bersantai bersama dalam komunitas beriman, keluarga, dan bersenang-senang.
Dan, yang terakhir, ketika pasangan tidak mampu menyusun strategi keseimbangan emosional atau menemukan peristiwa positif yang cukup untuk dijadikan fokus atau direncanakan, bantuan profesional tersedia.
Dengan usaha dan optimisme, hubungan yang penuh tantangan pun bisa memiliki masa depan yang sehat dan bahagia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News