10 Tahun, Bukti Perempuan Tanah Jahanam Tak Dibuat Asal-Asalan

21 Oktober 2019 10:31

GenPI.co - Sutradara film Joko Anwar mengajak sineas Indonesia memproduksi film yang berkualitas seperti film Perempuan Tanah Jahanam (PTJ) yang telah resmi tayang di bioskop sejak Kamis (17/10/2019). Jangan membuat film jika hanya dibuat dengan asal-asalan.

BACA JUGA : Joko Anwar Gelar Diskusi Film Perempuan Tanah Jahanam

Joko Anwar menyatakan, pesan film dari alur cerita PTJ, ia ingin mengajak manusia agar tetap menggunakan logika dan tidak berbuat syirik atau menyekutukan Tuhan Yang Maha Esa.

“Saya ingin menyampaikan, bahwa film ini tentang bagaimana manusia tetap menggunakan nalar dan logika, jangan sampai terbawa hawa nafsu, dengki dan syirik,” ujar Joko kepada wartawan, Minggu (20/10).

Sementara itu, motivasi Joko membuat film PTJ ini agar bisa menginspirasi para sineas Indonesia untuk bikin film berkualitas supaya bisa berkompetisi dengan industri film luar negeri.

BACA JUGA : Benarkah Film Perempuan Tanah Jahanam Kisah Nyata Desa Ini?

“Ingin membuat sebuah tontonan bukan hanya saja yang menghibur, tetapi bisa membuat perfilman Indonesia lebih secara kualitas lebih bagus lagi,” kata Joko.

Joko menyayangkan dengan para insan perfilman Indonesia menghasilkan tontonan dengan hasil yang terkesan asal-asalan. Dikhawatirkan film-film yang beredar saat ini dapat menghilangkan kepercayaan penonton kepada sinema negeri sendiri.

“Kalau film Indonesia hanya begitu saja, asal bikin dan film horor asal ngagetin, ditakutkan kepercayaan penonton Indonesia berkurang terhadap film Indonesia. Sehingga tidak ada lagi yang nonton film Indonesia,” lugas Joko.

BACA JUGA Bikin Merinding, ini Sinopsis Film Perempuan Tanah Jahanam

Setelah resmi tayang di bioskop Indonesia, Joko mengaku tidak menargetkan jumlah penonton PTJ yang melampaui film Pengabdi Setan dengan jumlah total 4,2 juta penonton. 

“Kalau dari segi angka tidak pernah menjadi diskusi yang berat bagi kita. Yang terpenting adalah bikin filmnya bagus, penonton suka dan bisa mendapatkan apresiasi dari masyarakat,” pungkasnya.

Joko merencanakan akan mengikutsertakan film ini ke festival film internasional dalam waktu dekat. 

“Sama seperti film Pengabdi Setan, jadi tayang dulu di Indonesia selama dua bulan, lalu mendaftarkan festival film internasional yang terdekat,” tegas Joko.

Film PJT ini menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Maya yang diperankan oleh Taro Basro jatuh bangun hidup di kota tanpa keluarga, ia hanya memiliki sahabat bernama Dini. 

Saat usaha bersama mereka membutuhkan modal lebih, Maya yang mendapatkan informasi bahwa dia mungkin memiliki harta warisan dari keluarganya yang kaya di desa, membuatnya pergi mengunjungi kampung halaman yang tak pernah dikenalnya itu. 

Sesampainya di kampung yang jauh terpencil di tengah hutan, Maya dan Dini sampai di rumah besar yang kosong.

Situasi sekitar juga terlihat aneh, salah satunya banyak kuburan anak-anak. Hingga pada suatu malam, Maya mendengar jeritan perempuan yang hendak melahirkan. Maya menuju asal suara dan menyaksikan proses kelahiran anak tersebut. 

Dari situlah, sedikit demi sedikit, misteri kampung yang kini ditinggali Maya dan Dini mulai terungkap.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co