GenPI.co - Mengelola konflik dalam hubungan asmara, betapa pun kuatnya, bisa menjadi sebuah tantangan.
Sama seperti setiap orang yang mempunyai cara unik untuk mengungkapkan cinta, mereka juga mempunyai pendekatan berbeda dalam menangani perselisihan.
Dilansir Times of India, berikut cara yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, empati, dan komunikasi konstruktif, membina hubungan lebih kuat.
Aturan 24 jam adalah strategi efektif di mana pasangan dengan sengaja menunda pembahasan isu-isu yang sangat kontroversial sampai mereka sudah tenang secara emosional.
Aturan ini memberi mereka cukup waktu untuk merefleksikan dan memproses perasaan mereka sebelum terlibat dalam diskusi.
Mengikuti aturan ini dapat mencegah konflik meningkat dan menjadi lebih intens.
Berbagai penelitian dan penelitian menunjukkan bahwa meluangkan waktu ini dapat menghasilkan percakapan yang lebih produktif, bermakna, dan bermanfaat dengan hasil yang lebih baik.
Hal ini memungkinkan kedua pasangan untuk mendekati masalah dengan pola pikir dan pemahaman yang lebih jelas, sehingga mengurangi intensitas emosional.
Pada akhirnya, pendekatan ini berkontribusi untuk mencapai hubungan yang lebih sehat dan bahagia.
Menciptakan pesan atau sinyal aman yang dipersonalisasi dengan pasangan bisa sangat bermanfaat dalam mengelola konflik secara efektif.
Ini menawarkan metode komunikasi yang jelas dan penuh hormat ketika salah satu pasangan merasa kewalahan atau perlu istirahat dari diskusi.
Hal ini memungkinkan kedua individu untuk mundur, mengambil waktu sejenak untuk bernapas, dan kemudian meninjau kembali percakapan dengan perspektif yang lebih tenang dan jelas.
Menerapkan pendekatan ini dapat memperkuat rasa saling menghormati dan memahami dalam hubungan dengan mengakui dan memvalidasi kebutuhan emosional masing-masing selama masa-masa sulit.
Penelitian menunjukkan bahwa menggabungkan komunikasi non-verbal sederhana, seperti sentuhan fisik selama konflik, dapat sangat menumbuhkan perasaan aman, nyaman, dan terhubung.
Sentuhan atau pelukan lembut mendorong pelepasan oksitosin, yang lebih dikenal sebagai "hormon pengikat".
Hormon khusus ini berperan penting dalam mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kedekatan emosional, bahkan di tengah perselisihan dan pertengkaran.
Ini menandakan kepastian dan langsung mengurangi ketegangan.
Tindakan kedekatan ini mengomunikasikan empati dan pengertian, mengingatkan kedua individu bahwa mereka dihargai dan diperhatikan, terlepas dari konflik yang ada. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News