GenPI.co - Mendiang Soeharto punya kebiasaan antimainstream. Saat mencukur, dia hanya memercayakan pada Pak Yos. Sehari-harinya, Pak Yos adalah tukang cukur yang membuka praktik di bawah pohon.
Entah apa yang menarik dari Pak Yos. Yang jelas, hingga akhir hayat sang pencukur, Soeharto tak pernah berpaling darinya.
BACA JUGA: Foto Jadul Soeharto dan BJ Habibie Naik Moge, No Pencitraan
Tukang cukur tersebut tidak menggunakan bangunan permanen dalam menyediakan jasanya.
Atapnya hanyalah berupa dedaunan dan dahan. Jauh dari kesan mewah.
BACA JUGA: Ngeri! Ramalan Mendiang Soeharto tentang Indonesia Jadi Kenyataan
Kain putih dibentangkan dan dikaitkan ke pohon sebagai dinding pembatas. Saat masih menjabat sebagai Panglima Cadangan Umum Angkatan Darat, Soeharto selalu memotong rambut di tukang cukur bawah pohon itu.
Berdasarkan tulisan anak pertama Soeharto, Tutut Soeharto di situs pribadinya tututsoeharto.id, Pak Yos sering mangkal di bawah pohon di Jalan H. Agus Salim.
Tempat mangkal Pak Yos itu tidak jauh dari rumah Soeharto.
Bila rambutnya sudah panjang, Soeharto akan memanggil Pak Yos untuk memotong rambutnya. Ada saran dari Mbak Tutut untuk mengganti tukang cukur saat Soeharto jadi Presiden.
Namun, saran tadi tidak dipedulikan Soeharto. Presiden kedua RI itu tetap memercayai Pak Yos untuk mencukur rambutnya.
"Kata bapak, apa bedanya, kan Pak Yos manusia juga, yang warga Negara Indonesia," ucap Tutut seperti dikutip dari tututsoeharto.id.
Keputusan Soeharto itu membuat Pak Yos terharu.
"Pak Yos sendiri kaget dan terharu, karena masih dipanggil bapak walau sudah menjadi Presiden RI. Bedanya, setelah bapak menjabat sebagai presiden, Pak Yos memakai baju lengan panjang setiap memotong rambut bapak," katanya.
Pak Yos akhirnya meninggal dunia pada 1977. Sejak saat itu, Soeharto kehilangan sosok Pak Yos dan harus mencari tukang cukur pengganti. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News