Ikatan itu Bernama Pela Gandong

14 November 2018 22:23

GenPI.co - Cuci Parigi adalah acara langka yang sarat kearifan lokal. Salah satunya adalah berupa ikatan kekerabatan antar desa yang disebut Pela Gandong.

Pela adalah suatu perjanjian hubungan antara satu kampung (‘negeri’ dalam bahasa setempat) dengan kampung lainnya. Biasanya berada di pulau berbeda dan juga kadang beragama berbeda.

Sementara Gandong berarti ‘saudara’. Sehingga Pela Gandong berarti dua atau lebih kampung yang saling mengangkat sebagai saudara.

Bukan hanya sekedar seremonial, Pela Gandong benar-benar diterapkan dan terlihat sekali terutama saat ada upacara adat di salah satu kampung yang terikaat dengan kampung lainnya.

Baca juga: Cuci Parigi Menarik Banyak Turis

Seperti saat Kampung Lanthoir hendak melaksanakan Cuci Parigi. Pada Rabu (14/11). Maka Kampung Baru sebagai desa Gandong  pun ikut sibuk bersiap-siap. Dimulai dengan acara buka desa pada hari Minggu (11/11), lalu sehari kemudian digelar Tari Cakalele sebagai persiapan untuk menari Cakalele bersama dengan Kampung Lonthoir pada tanggal 13 dan 14 November 2018.

Hari Selasa (13/11), warga Kampung Lonthoir sudah mulai berkumpul di tepi pantai Gua Lubang di pulau Banda Besar. Selama hampir 2 jam warga kampung, tua muda, pria wanita, anak-anak dan dewasa, rela berpanas-panasan menunggu kedatangan masyarakat dari Kampung Baru,

“Mereka saudara, harus disambut” ujar Abdullah, salah seorang warga Kampun Lonthoir  Matanya terus  kali menatap ke arah pulau Banda-Neira, tempat Kampung Baru berada.

Penantian tidak sia-sia, Menjelang pukul 4 sore, nampak kora-kora Kampung Baru melaju di kejauhan, Di belakangnya, ada iring-iringan perahu Kampung Baru. Wajah mereka yang berkumpul di pantai seketika sumringah.  Mereka melambaikan tangan ke arah laut sambil menyerukan ajakan berlabuh, riuh sekali.

Hal terbaik dari Pela Gandong adalah bagaimana warga memperlakukan para tamu dari desa saudara mereka.

GenPI.co terperangah takjub saat melihat para pemuda Kampung Lonthoir membawa kursi ke punggung mereka lalu berjalan di dalam air menghampiri kapal dari Kampung Baru.

Mereka meminta para tamu terutama para tetua kampung untuk naik ke kursi itu lalu dipanggul ke tempat kering di tepi pantai.

Begitu besar penghormatan yang diberikan, sehingga tak sekalipun dibiarkan saudara mereka kebasahan. Mengagumkan!

Kearifan budaya lokal seperti ini adalah kekayaan sesungguhnya dari nusantara. Sesuatu yang membuat para pengunjung Banda ingin untuk kembali lagi. Karena Banda selalu panggil pulang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co