Cintaku yang Terpendam... Oh Kiara

20 Februari 2020 14:37

GenPI.co - Hari ini terasa sangat sibuk sekali. Tugas yang menumpuk dan beberapa kerjaan lepas yang ku ambil sudah mendekati deadline. Hal inilah yang membuatku seharian berada di depan laptop. 

Namun tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu yang sangat keras. Aku langsung bergegas membukakan pintu, mungkin Ibu kos yang menagih uang sewa bulanan. 

Saat pintu ku buka, ternyata bukan Ibu kos, tapi Kiara. Ia langsung masuk ke dalam tanpa ku persilahkan. 

BACA JUGA: Persija Vs Persebaya, Polisi Kawal Ketat Tim Macan Kemayoran

Kiara adalah teman satu kampusku, Ia juga sering bercerita tentang segala hidupnya padaku. "Lu harus jadi penasihat gue ya." Katanya dulu saat kami mulai sering bercerita. 

Aku sangat kaget, meskipun berteman cukup lama, Kiara tak pernah sekalipun mampir ke tempat kos ku. Apalagi Ia datang dengan keadaan penuh air mata. 

"Dateng-dateng nangis, abis ngiris bawang lu?" tanyaku pada Kiara. 

Kiara tak menjawab pertanyaanku, tapi ia menyerahkan ponselnya. Ku lihat di layar, ada percakapan antara dia dengan Doni, kekasihnya. 

"Lu putus lagi ra?" tanyaku setelah membaca pesan di handpone-nya. 

"Dia selingkuh ma," jawabnya singkat. 

"Kan udah gue bilang ke lu berkali-kali, Doni tuh cuma manfaatin lu doang ra," kataku serius.

BACA JUGA: Persebaya Vs Persija, Ribuan Bonek Sudah Antre Tiket dari Subuh

"Gue sayang sama Doni ma," 

Kami berdua tak lagi berkata, diam, tiba-tiba hening. Kiara memang sangat menyayangi Doni, meskipun ia sudah tau kalau Doni tidak pernah serius dengannya. 

Hubungannya dengan Doni pun putus nyambung. Dan seperti biasa, aku yang selalu ada untuk menampung hujan di matanya. 

"Mau cokelat? kataku menawarinya. 

"Mau, beliin dua sama es krim," jawabnya dengan sesenggukan. 

"Dih, ditawarin minta lebih," 

"Yaudah gue nangis lagi kalo gitu," jawabnya ngambek. 

"Eh jangan, ntar dikira gua macem-macem sama Ibu kos," 

"Biarin, biar lu dimarahin." Jawabnya dengan sedikit senyum.

Kiara memang seperti itu, gampang sekali menangis, dan gampang juga tersenyum. Senyumnya sangat cantik, tercantik dari semua perempuan yang ada. 

Hujan di matanya mulai reda, Ia tak lagi menangis. Ia mengambil karet di dalam tas, dan menguncir rambut dengan model andalannya, ponytail. 

"Ah ra, kau sangat cantik, walaupun baru saja menangis," Kataku dalam hati.

Setiap kali aku manatap matanya, ada yang bergemuruh di dalam hatiku. Tapi selama ini terus ku simpan. Aku tidak ingin persahabatanku dengan dia hancur karna perasaan sayangku padanya. 

BACA JUGA: Viral, Pak Polisi Pakai Jaket Ojek Online

"Kok bisa sih ra? Heran, habis nangis tapi tetep cantik," Kataku menggodanya. 

"Apaansi, gak lucu," jawabnya dengan senyum yang coba Ia tutupi. 

Setelah Ia merasa lebih baik, aku mengajaknya untuk membeli cokelat dan es krim sesuai permintaannya tadi. Untukmu ra, jangankan cokelat dan es krim, bulan dan seribu bintang pun, akan ku ambilkan. 

“Aku mau rasa coklat sama mangga,” Katanya sembari menunjuk kulkas es krim.

“Jangan banyak-banyak, nanti gigi lu sakit,” jawabku.

“Biarin, yang penting ada lu, biar bisa beliin obat gue,” jawabnya dengan tawa.

”Apapun ra, untukmu ku lakukan,” kataku dalam hati.

Saat menikmati es krimnya, Kiara banyak cerita tentang Doni. Tentang bagaimana kekasihnya itu sering menyakitinya, dari hal kecil seperti mengabaikan Kiara saat sedang berdua.

Pesannya yang jarang dibalas Doni, sampai hal besar seperti ini, Kiara yang diselingkuhi.
Aku hanya diam, sembari melihat wajahnya yang begitu cantik saat bercerita. Toh, setiap saran yang aku berikan padanya, tak pernah Ia dengarkan. 

Kiara seperti terus melindungi pacarnya itu dengan hal-hal baik, padahal Doni terus menyakitinya. Setelah menghabiskan cokelat dan es krimnya, Kiara pamit untuk menuju taman kota. 

"Mau ngapain ke taman?," Tanyaku. 

"Mau ketemu orang. Makasih untuk hari ini, ma," jawabnya dengan diiringi langkah kaki meninggalkanku. 

"Selalu hati-hati di jalan," teriakku. 

“Aku mencintaimu, ra,” Kataku masih dalam hati.

Setelah pertemuanku dengannya itu, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi karena kesibukan yang cukup padat. Namun, sekitar tiga hari setelah kejadian ia putus dengan Doni, Kiara mengirim pesan padaku. 

"Aku balikan sama Doni Ma,"

Saat aku membaca pesan darinya, seperti ada yang patah dalam diriku, sakit, tepat dalam hati. 

Memang aku dan Kiara hanya sebatas sahabat. Tapi kenapa ra? Kenapa aku yang selalu menenangkanmu, tapi Doni yang memenangkanmu? 
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co