Dean Adalah Definisi Fakboy Sesungguhnya

14 Mei 2020 17:45

GenPI.co - Menunggu dan terus menunggu adalah hal yang paling menyebalkan. Menunggu seseorang untuk datang?

Bukan. Kali ini aku menunggu perasaanku dibalas oleh seseorang yang aku sukai.

BACA JUGA: Kisah Para Wanita Brigade Kenikmatan Kim Jong Un, Wajib Perawan

Namanya Dean. Dia adalah pria yang dulu sangat ingin mendapatkan cintaku. Tidak jarang dia mengucapkan rasa sukanya kepadaku.

Sayangnya setahun lalu aku sama sekali tidak tertarik padanya. Dia bukan sosok pria yang berparas tampan seperti cowok-cowok dalam drama Korea.

Namun, dia manis dan memiliki sikap yang sangat baik terhadap aku. Dua minggu belakangan ini sifatnya cukup berubah.

Tidak ada lagi Dean yang selalu menghubungi aku duluan. Aku khawatir. Apakah dia sudah lelah dan memutuskan untuk berhenti mengejarku?

"Duh lu kenapa lagi, sih?" tanya Veranda kepadaku. Veranda adalah sahabat baikku.

"Gue kesel banget, Ve. Dean tuh online dari tadi WhatsApp-nya, tapi chat gue nggak dibales sama sekali," jawabku.

"Dia balesin grup doang kali karena lagi kerja. Posesif banget, sih," ucap Veranda dengan nada datar.

"Tapi, Ve...." aku berusaha meyakinkan Veranda.

"Udah deh, Len. Lu sama Dean itu lagian, kan, nggak ada apa-apa. Hati-hati fakboy lagi hits," Veranda mengungkapkan kenyataan.

"Gue salah, ya, Ve?" tanyaku.

"Iya, lah! Belum jadi apa-apa aja udah banyak nuntut. Gimana kalau jadian? Itu juga kalau jadian, sih," jawab Veranda.

"Dih, jangan- jangan jangan lu suka lagi sama Dean, ya? Makanya nggak mau gue sama dia? ngaku lu!" ucapku.

"Dean bukan tipe gue. Ini yang perlu lu inget ya, Len. Orang itu kayak pasir dalam gengaman tangan. Makin lu gengam erat perlahan-lahan bakalan habis. Jadi, biasa aja biar dia stay terus di situ," jelas Veranda.

Setelah dipikir-pikir benar juga apa kata Veranda. Mungkin dia yang terbiasa dengan sifat cuekku mendadak risih setelah aku mulai tampak memperhatikan dia.

Sungguh cowok ini misterius banget. Awalnya ngejar sekarang berubah setelah dikasih perhatian.

Astaga apakah ini karma karena aku sudah bersikap dingin selama setahun? Malam pun tiba. Dean membalas chat-ku dari pagi.

Tidak tahan dengan sifatnya yang cukup berubah, aku bertanya pada dirinya apa yang sedang terjadi sehingga ia mendadak menjadi sedingin ini.

Dean yang selalu berkata baik malam itu cukup membuat aku kaget. Sebab, semua apa yang ia lakukan padaku hanya sebatas sandiwara dalam sebuah taruhan.

"Helen. kamu cantik, baik, perhatian. Tapi sayang kamu bukan pilihan untuk kamu. Maaf kalau perkataan aku nyakitin kamu. Aku cuma nggak mau kamu berharap lebih. Aku memang bersikap baik sama kamu, tapi aku nggak akan baik buat kamu," ucap Dean dalam pesan singkat WhatsApp  untuk menutup percakapan kami malam itu.

Malam ini aku benar-benar belajar. Menaruh hati pada seseorang yang tidak pernah berani membuat komitmen adalah sebuah keputusan yang salah.

Semua perhatian dan sikap yang manis hanya sebatas nyaman tanpa tujuan tertentu.

Aku mengerti definisi fakboy sesungguhnya. Bukan dia yang berpenampilan berantakan, berkata kasar, dan memiliki kasus kriminal.

Fakboy adalah dia yang memberikan rasa nyaman lalu pergi secara cepat saat dipertanyakan sebuah komitmen.

"Len, ini Dean, kan?" tanya Veranda sambil menunjukan profil Tinder

"Oh my God! Benar ini Dean. Pakai foto yang gue fotoin pula," 

"Gue swipe right, ya. Kita tes!" ujar Veranda sambil mengerakkan jempol pada layar ke arah kanan.

“Oh my God. Match! Bikin dia baper, Ve. Tolong balaskan rasa sakit hati gue!" ucapku mengebu-gebu.

BACA JUGA: Virus Corona Masih Menggila, WHO Punya Kabar Gembira

"Ah dasar. Emang lu berdua cocok harusnya best couple fakgirl and fakboy," ujar Veranda. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Asahi Asry Larasati
Fakboy   Dear Diary   Cinta   Kisah Cinta   Pacar  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co