Aeshnina Azzahra, Aset Bangsa untuk Lingkungan Hidup Dunia

23 Mei 2020 20:56

GenPI.co - Remaja bernama Aeshnina Azzahra atau akrab disapa Nina ini mencuri perhatian karena aski nyatanya dalam kampanye lingkungan hidup. 

Bahkan, namanya dikenal hingga internasional. Lalu siapa sebenarnya Nina?
 
Berawal dari keprihatinan gadis berusia 12 tahun ini soal banyaknya sampah plastik dari negara lain di dekat rumahnya, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik Jawa Timur. 

Ia lantas membuat pameran ‘daur ulang sampah’ di sekolahnya, yakni SMPN 12 Gresik.

Tak cukup di sini, ia bahkan protes dengan mengirimkan surat ke perwakilan kedutaan besar negara lain di Indonesia tentang sampah plastik.

Tak menyangka, suratnya direspon Dubes Jerman dan Australia yang berada di Jakarta. 

Dalam pertemuannya dengan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof, Nina banyak cerita permasalahan limbah plastik yang banyak mencemari lingkungan di sekitarnya, termasuk beragam jenis satwa sekalipun. Mulai dari Surabaya, Sidoarjo hingga Gresik.

BACA JUGA: Malea Emma, Bocah Keturunan Indonesia Bernyanyi di Laga Amerika

“Di kantor kedutaan tersebut saya menyampaikan segala persoalan. Utamanya ribuan ton sampah yang dikirim ke Indonesia,” ujar Nina dikutip ABC.

Berdasarkan yang ia tulis, menurutnya sampah plastik tersebut ada karena diselundupkan bersama dengan sampah kertas yang diimpor menjadi bahan baku untuk pengolahan daur ulang kertas di desa tersebut. 

Lantas, sampah plastik tersebut kemudian menumpuk dan berdampak pada lingkungan sekitarnya, termasuk sungai dan pemukiman warga.

Tidak berhenti di situ, sampah plastik juga menjadi bahan bakar bagi industri tahu yang ada di Desa Tropodo, Sidoarjo. 

BACA JUGA: Heizmy Gursyia, Bocah Purwakarta Peraih Juara 1 Karate Dunia

Menurutnya, hasil pembakaran sampah plastik tersebut juga berdampak pada polusi udara dan mencemari lingkungan sekitarnya.

Kepada ABC Indonesia, Nina mengatakan perlunya khawatir soal perubahan iklim, dengan mencontohkan kebakaran hutan di Australia yang telah membunuh banyak koala.

"Australia juga perlu menemukan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, tidak lagi menggunakan batu bara, mungkin tenaga matahari atau angin?" ujarnya.
Nina mengaku telah melakukan sejumlah kegiatan di sekolahnya untuk meningkatkan kepedulian soal lingkungan kepada teman-temannya. 

"Anak-anak adalah pewaris masa depan, jadi kita harus berjuang membela lingkungan hidup, dengan menulis surat kepada para pemimpin, gelar pameran, mengajak teman-teman untuk tahu bahaya plastik," tukasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co