GenPI.co - Perubahan perilaku untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru di era new normal masih menjadi tantangan.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Dokter Reisa Broto Asmoro mengajak semua pihak untuk melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dengan disiplin sebagai adaptasi kebiasaan baru.
BACA JUGA: Awal 2021, Jabar Perkuat Desa Digital untuk Pulihkan Ekonomi
"Menurut pakar kesehatan masyarakat, perlindungan yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," ujar dr. Reisa dalam keterangan resminya, Sabtu (13/6/2020).
Data survei BPS 2019 mencatat proporsi populasi perkotaan yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun mengalir di Indonesia masih di bawah 80%.
"Angka lebih rendah lagi di populasi pedesaan. Maka mari jadikan gerakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir gerakan melawan covid-19, sekaligus membangun sarana kesehatan untuk kepentingan semua orang," imbuhnya.
Menurutnya mencuci tangan sangat penting mengingat bagian tubuh itu sebagai media pembawa kuman. Reisa mengingatkan bahwa mencuci tangan, sebagai salah satu protokol kesehatan, harus sering dilakukan dengan baik dan benar.
"Lebih dari 1.000 jenis kuman, baik itu bakteri, virus dan jamur dapat terbawa ke tangan kita," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa sejumlah studi menyebutkan bahwa virus dapat bertahan sampai dengan 72 jam di atas permukaan plastik dan steinless steel atau besi tahan karat.
Sedangkan pada permukaan tembaga, virus dapat bertahan 4 jam, dan kurang dari 24 jam pada kertas karton.
"Jadi selalu ingat sering-sering untuk mencuci tangan. WHO menyarankan tujuh langkah cuci tangan yang benar, yaitu selama 20 detik," ujar Reisa.
BACA JUGA: Dokter Reisa Sarankan Ganti Masker Setelah Empat Jam Pemakaian
Ia menambahkan bahwa apabila tidak dapat segera memcuci tangan, kita dapat menggunakan cairan pembersih tangan yang mengandung alkohol.
"Jadi ke mana pun kita pergi selalu membawa hand sanitizer," tutupnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News