Jangan Terlalu Sering Selfie, Awas Sakit Mental

GenPI.co - Berswafoto atau selfie menjadi hobi yang banyak diminati oleh masyarakat di era modern saat ini.

Gawai saat ini yang rata-rata berkamera membuat  orang semakin mudah untuk melakukan selfie dan mengunggah di media sosial.

Seorang biasanya mengunggah foto selfie ke media sosial  dengan tujuan mendapatkan komentar bagus dari orang-orang sekitar. 

BACA JUGA: Kenapa Cewek Suka Cowok yang Jago Ngelawak?

Namun, hobi selfie ternyata juga dapat mengakibatkan dampak psikologis yang cukup berbahaya loh!

Dilansir dari Psychology Today, berikut 4 bahaya psikologis yang harus diwaspadai dari hobi selfie.

Kepribadian narsis

Orang yang senang berfoto selfie biasanya sangat mengagumi penampilannya dan ingin menjadi pusat perhatian. 

Jika kamu memiliki keinginan untuk selalu berfoto selfie dan mengunggahnya, ada kemungkinan kamu memiliki kepribadian yang narsis. 

Orang yang memiliki kepribadian yang narsis biasanya sangat menginginkan pujian dari orang sekitar.

Rentan terkena gangguan mental 

Orang yang hobi berfoto selfie rentan mengalami gangguan body dismorfik. Gangguan mental body dismorfik menyebabkan penderitanya terlalu berlebihan dalam memikirkan penampilan mereka.

Mereka juga akan sering mengeluh mengenai kekurangan dalam penampilan mereka dan gemar melakukan operasi plastik.

Krisis kepercayaan diri

Penderita body dysmorphic disorder juga akan rentan mengalami krisis kepercayaan diri.

Orang-orang dengan krisis kepercayaan diri biasanya akan fokus pada kekurangan-kekurangan yang dimilikinya dan membuatnya merasa tidak percaya diri.

BACA JUGA: Simak Kelebihan dan Kekurangan Zodiak Cancer, Leo dan Virgo

Terobsesi pada media sosial

Orang-orang yang gemar mengunggah foto selfie di media sosial biasanya akan merasakan cemas berlebihan jika jumlah like atau komentar tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. 

Mereka juga akan mudah terbawa perasaan (baper) terhadap orang-orang di sekitar mereka. 

Jika kamu mulai merasakan cemas berlebihan seperti ini, tandanya kamu sudah terobsesi pada media sosial. (*)