GenPI.co - Dalam mengarungi hubungan asmara, bisa dipastikan seseorang akan mengalami hal menyakitkan yakni patah hati.
Patah hati merupakan gambaran keadaan seseorang yang putus hubungan dengan orang tersayang.
BACA JUGA: Pesonanya Tak Bisa Dilawan, 4 Zodiak Ini Penggoda Sempurna
Setelah patah hati, biasanya seseorang akan larut dalam kesedihan selama periode waktu tertentu.
Bahkan dalam beberapa kasus sampai menyebabkan depresi berat hingga nekat mengakhiri hidup.
Ternyata kondisi putus cinta yang terlalu mendalam dapat memengaruhi kesehatan seseorang.
Berikut 5 efek buruk patah hati terhadap gangguan kesehatan:
BACA JUGA: Nasib Terbaru Honorer K2 Lulus PPPK, Menteri Hanya Bilang Ini...
1. Gangguan tidur
Putus cinta ternyata akan sangat memengaruhi pola tidur. Insomnia atau hypersomnia adalah fenomena umum yang dialami orang-orang akibat putus cinta.
Jika dibiarkan akan dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti turunnya metabolisme dan depresi.
BACA JUGA: Amerika Tak Terkendali Kena Virus Corona, Trump Pasrah...
2. Stres dan Depresi
Putus cinta akan bereaksi terhadap hormon stres. Sebab, respons tubuh akan mencakup pikiran yang tidak diinginkan, kekakuan hingga konsentrasi buruk.
Putus cinta memicu kecemasan kronis dan jika kondisi ini diabaikan, itu bisa berubah menjadi depresi.
3. Tak nafsu makan
Saat putus cinta tubuh cenderung melepaskan hormon stres yang disebut kortisol yang memainkan peran mengalihkan darah dari sistem pencernaan.
Hal tersebut dapat memicu kondisi seperti sindrom iritasi usus (IBS) yang akan membuat makan berlebihan atau tak nafsu makan.
4. Melemahkan sistem imun
Putus cinta ternyata dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh atau imun. Bahkan, bisa mematikan bagian-bagian tertentu dari tubuh yang membantu dalam memerangi mikroba penyebab penyakit.
Sebab, putus cinta menghasilkan sekresi hormon stres yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh selama rentang waktu tertentu.
Hal ini akan membuat tubuh lemah dan menjadi lebih sensitif terhadap sakit fisik.
5. Merusak Otak
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Columbia menemukan hasil bahwa putus dari hubungan yang signifikan memengaruhi otak.
Sebab, neurotransmiter yang disebut dopamin dilepaskan oleh beberapa bagian otak, hormon ini memainkan berbagai peran penting dalam otak dan tubuh.
Hal tersebut akhirnya membuat terobsesi dengan orang yang paling kita sayangi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News