Siasati Bagasi Berbayar, Ini Tips Maksimalkan Packing untuk Bagasi Kabin

31 Januari 2019 09:22

Yes, betul! Sesuai dengan regulasi yang sudah disepakati oleh sejumlah maskapai Low Cost Carrier atau berbiaya hemat, sekaran eranya bagasi berbayar. Keputusan ini tentu saja mengundang reaksi dari masyarakat terutama pelancong. Namun sebenarnya, ada ilmu packing yang sudah disiasati oleh traveler mancanegara yang bisa kita pelajari dan menjadi panduan kita ketika akan berlibur tanpa terlalu khawatrir dengan regulasi bagasi berbayar. Kuncinya adalah bagaimana kita memanfaatkan bagasi kabin dengan sebaik-baiknya—atau membawa bawaan di kabin saja.

Saya paling hobi kalau packing dan membuat itinerary. Saat packing, saya menghabiskan waktu maksimal 20 menit saja dengan bawa satu backpack ukuran standar 35 Liter. Betul, saya seorang flash packer atau seorang backpacker tetapi masih memiliki toleransi dalam bawaan untuk nampak stylish dan juga longgar anggaran. Meskipun bawaan minim, jujur saya lebih rela mengeluarkan uang lebih untuk tidur di tempat layak, ketimbang tidur di airport.

Rekor saya adalah bawaan satu tas kecil kabin untuk trip 5 hari 4 malam ke Macao dan Hongkong. Nah, maka dari itu, berikut tips bawaan saya untuk trip 5 hari 4 malam dengan bawaan seminim mungkin. Coba saya bedah ya barang bawaan saya apa saja?

Baju dan celana di dalam organizer, oiletries dengan isi dibawah 100 mL semua plus obat-obatan, sling bag yang saya gulung masuk tas dan universal adapter dan dua colokan handphone. Lalu ada powerbank, kain pantai (buat duduk di pantai, atau jadi selimut di pesawat), notes dan pulpen yang berisi itinerary, anggaran, dan coretan iseng dan pouch untuk isi dompet, mata uang negara lain, kacamata hitam dan paspor, serta tetes mata.

Saya juga Cemilan kering 3 biji  untuk di pesawat, majalah atau buku yang saya selipkan di kantong laptop tas, buat ‘nyender’ punggung, serta sebuah tumbler.

Nah, itu item-item yang selalu saya bawa di dalam tas. Ada sih yang penting seperti payung, tapi saya sering lupa.

Dalam packing backpack ini pun saya selalu menyediakan ruang, karena saya tahu bakal belanja di mana pun saya pergi—meskipun hanya makanan. Tidak bisa dipungkiri, kita akan terbawa arus jaman sekarang yang secara tidak langsung membuat kita impulsive. Atau mungkin saya saja yah yang tangannya gatel buat belanja.

Bawa peralatan sewajarnya

Prinsipnya bukan secukupnya yah, tapi sewajarnya. Karena kalau mengenai barang pasti tidak akan cukup. Tapi jika sewajarnya, berarti tepat guna. Contohnya buat perempuan, biasanya barang bawaan macam alis, catokan, hairspray dan lain-lain. Kalau misalkan memang kita pergi untuk keperluan bisnis dan membutuhkan penampilan total, tidak apa bisa dimasukkan ke bagasi—tapi kalau buat cabin size baggage?

Nah, perlu diakali dengan bawaan sewajarnya. Misalkan untuk keperluan make up perempuan, bisa saja kalian bawa bedak, alis, dan perangkat pewarna wajah sewajarnya saja—apa lagi kalau pergi ala backpack. Intinya agar tidak kelihatan kumal dan berminyak saat difoto kan? Bisa kok diakali dengan bedak tipis atau kertas penyerap minyak. Kalau masih belum cukup? Hehe. Tenang, ada filter di smartphone.

Masalah catokan bagaimana? Nah, menurut saya lebih baik kita selalu sedia travel size catokan yang dijual online atau di toko. Sedikit mahal memang, tapi lebih baik ketimbang bawa besar dan ujung-ujungnya harus beli bagasi lebih atau memakan 1/4 space dalam backpack kita kan? Sebab meskipun kecil, tapi bisa untuk investasi kita pergi trip trip kedepannya. Apalagi kalau kita harus transit di atas 10 jam dan menginap.

Lalu bagaimana bawaan setiap saya packing?

Saya biasanya menyediakan satu kantong toiletries kecil, yang biasanya berisi: hair and body gel (ukuran 80 mL), kemudian sabun cuci muka (ukuran 100 mL), body lotion (ukuran 80mL),gel rambut (ukuran 30 mL), moisturizer (ukuran 20 mL), deodorant,   parfum (ukuran 80 mL), sunblock (ukuran 100 mL), tissue basah (yg aman buat wajah), dan sisir kecil. Sisanya ada space sedikit saya isi obat-obatan, nah beres kan? Sudah, toiletries saya isinya hanya itu ketika akan backpacker-an. Karena saya malas bawa hairdryer dan rambut saya sulit diatur sehingga harus diakali dengan menggunakan topi agar rambut turun.

Bawa Organizer Pakaian

Ini Favorit saya. Biasanya pesan di online atau toko-toko traveling di mal. Selain fungsinya untuk mengatur pakaian, fungsi paling pentingnya adalah membuat pakaian lebih terorganisir dan menghemat banyak ruang di tas. Dulu persepsi saya adalah menggulung pakaian itu bisa memanfaatkan space sedikit.Ternyata teori itu tidak berlaku untuk baju ukuran jumbo seperti saya—yang ada adalah makin penuh. Jadilan menggunakan organizer yang hanya membuat pakaian dilipat sekali saja, jadi lebih tipis dan bisa muat banyak. Dari organizer, saya bisa membawa 6 baju, celana panjang 1, dan celana pendek 1, serta sejumlah celana dalam disisipkan. Nah sudah deh, organizer tinggal dimasukkan ke backpack dan beres. Atau alternatif lainnya, bisa dengan memanfaatkan pelipatan baju kecil yang mengikuti bentuk backpack kita. Cuma kalau itu resikonya rawan lecek, dan space untuk kita menjadi makin minim.

Nah kalau pas di pesawat supaya nggak membludak isi pakaian yang tebalnya? Pakai saja semua di pesawat—yang penting bagasi aman.

Gunakan fasilitas Laundry

Ini berguna terutama untuk menghemat space di tas kitaBisa saja kita manfaatkan laundry yang ada ditempat kita menginap. Saya sih lebih suka pakai laundry di hostel ketimbang di Hotel. Selain masalah harga, kalau hostel saya bisa mencuci sendiri dan mengawasi pakaian saya saat dicuci.

Jangan Malu Bawa Celana Dalam Kertas (Disposable Underwear)

Tenang jangan berpikiran kalau celana dalam kertas untuk anak-anak atau orang tua saja. Celana dalam kertas  bisa berguna untuk menghemat bawaan lho. Kalau malas membawa celana dalam banyak, bisa kita bawa beberapa saja, dan sisanya memakai celana dalam kertas, yang tinggal dibuang habis dipakai. Selain itu celana dalam kertas ini ukurannya juga cukup simpel, sehingga untuk diatur dalam tas bisa semakin mudah.

Bawa Uang Seadanya

Sebenarnya ini tips dil uar packing sih. Jadi saya itu malas bawa dompet kalau pergi-pergi keluar negeri. Jadi kadang dompet saya masukkan tas backpack, sisanya saya simpan di kantong celana. Misalkan saya bawa uang 300 Dollar, nah 200 nya saya masukkan dompet di tas, sisanya seratus saya pecah-pecah untuk makan, pakai train, jajan, belanja impulsif. Trik ini sangat berguna apalagi untuk kita yang sering pergi keluar negeri. Apalagi negara dengan tingkat kriminalitas tinggi, sehingga kita bisa lebih aman membawa uang.

Bisa juga dengan menggunakan money belt di dalam baju. Tips itu juga sangat berguna, tapi kalau misalkan kita akan belanja ke tempat yang memerlukan passport kita untuk input data belanja, kan cukup sulit ya mengeluarkan dari money belt.

Nah itu dia sejumlah tips saya! Daripada mengeluh lewat media Sosial, lebih baik berkarya positif dan traveling!

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co