Belajar Film Tilik, ini Tips Menangkal Informasi Hoax di Internet

23 Agustus 2020 21:10

GenPI.co - Film karya sineas Yogyakarta berjudul ‘Tilik’ masih menjadi perbincangan hangat di dunia maya.

Salah satu pesan menarik dari film berdurasi 32 menit itu adalah mengenai berita hoax yang seringkali meresahkan masyarakat.

Mirisnya, tak sedikit yang percaya informasi itu tanpa melakukan riset secara mendalam.

Belajar dari film Tilik, tentu kita dituntut untuk membekali diri dengan kemampuan riset dan menyaring berita yang benar yang bersumber dari internet. 

Untuk membantu dalam memilah informasi yang fakta atau hanya sekedar hoax, berikut ini 4 hal yang harus diperhatikan. Apa saja?

1. Apakah informasinya memberikan sudut pandang berimbang?

Kita semua tahu bahwa ada dua sisi dari setiap cerita. Ini sangat penting jika ingin melaporkan suatu peristiwa secara faktual dan berimbang. 

Oleh karena itu, jika artikel yang Anda baca hanya melaporkan satu sisi saja, tanyakan dan cari tahu apakah ada hal lain dari topik ini yang tidak Anda ketahui, dan temukan sumber lain yang memberitakannya secara berimbang.

BACA JUGA: 7 Fakta Film Tilik yang Viral di Media Sosial, Nomor 6 Kenyataan

2. Adakah bukti yang mendukung klaim yang disebutkan dalam informasi itu?

Peristiwa yang diberitakan langsung dan dikutip dalam artikel selalu lebih dapat diandalkan daripada rumor belaka. 

Sebuah artikel yang mencantumkan link ke berbagai sumber, foto, dan video, menunjukkan bahwa ada bukti yang mendukung klaim tersebut. 

Jika bukti-buktinya kurang, ada baiknya Anda bertanya-tanya dan melakukan riset sendiri.

3. Apakah yang disampaikan itu pendapat ahli atau sekedar opini?

Dalam artikelnya, jurnalis akan meliput sebuah situasi dengan menghadirkan berbagai narasumber untuk mengilustrasikan atau mendukung kisah yang disampaikan. 

Namun, narasumber ini punya tingkat kompetensi yang bervariasi terhadap suatu topik tertentu.

Misalnya, seorang dokter akan menghadirkan perspektif yang lebih profesional terhadap suatu penyakit, yang didasari oleh bukti-bukti ilmiah, dan pengalaman merawat banyak pasien yang menderita penyakit tersebut.

Sementara itu, pasien dari penyakit yang sama akan memberikan perspektif yang lebih emosional dan berbasis opini. 

Kedua pendekatan ini tidak dapat dianggap setara dalam hal ilmu, dan tidak dapat dipertukarkan.

BACA JUGA: Kenalan Sama Pemeran Bu Tejo Tilik, Tak Lulus Kuliah demi Teater

3. Kenapa artikelnya diterbitkan sekarang?

Berita biasanya jarang muncul tiba-tiba, jadi kemungkinan ada cerita yang lebih besar di balik munculnya suatu berita. 

Misalnya, jika ada seorang politisi yang bersedia diwawancarai sebelum pemilu, kemungkinan besar itu untuk mengumpulkan dukungan saat kampanye. 

Memahami konteks yang lebih luas dapat membantu menempatkan berita ke dalam sebuah perspektif.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co