GenPI.co - Setahun lebih aku menjalani hubungan asmara dengan Ugeng Saputra. Dia satu-satunya cowok yang paling posesif kepadaku.
Berbeda dengan mantan pacarku sebelumnya yang lebih memberikan kebebasan kepadaku.
BACA JUGA: 7 Jus Ajaib Ini Bisa Bikin Gula Darah Rontok
Namun, entah kenapa, aku sangat begitu penurut dengan Ugeng. Teman-temanku mengatakan bahwa aku bucin alias budak cinta. Begitulah, rasa cintaku padanya teramat besar.
Di balik sikap posesifnya, aku selalu berpikir positif, yakni menganggap bahwa dia sangat sayang kepadaku.
Aku juga tidak pernah berpikir macam-macam kepadanya. Setiap aku membutuhkan, dia selalu ada.
BACA JUGA: Anies Baswedan Lebih Berpengalaman, Kelemahan Jokowi Terkuak!
Namun, menginjak bulan ke-13 dia memutuskanku tanpa alasan. Aku pun mendengar kabar dia akan menikah dengan wanita lain. Hatiku hancur dibuatnya.
Bahkan, aku susah move on dan merasa trauma mengawali hubungan baru dengan yang lainnya. Aku takut sesuatu yang sama akan menimpaku kembali.
Oleh sebab itu, aku tidak menjalin hubungan kurang lebih hampir tiga tahun lamanya. Bahkan beberapa temanku berusaha menjodohkanku dengan beberapa pria mapan di luar sana.
BACA JUGA: Membandingkan Zaman SBY vs Jokowi, Hasilnya Jauh!
Akan tetapi, usaha teman-temanku selalu berakhir pupus.
Hingga pada akhirnya aku bertemu Ugeng kembali setelah hampir empat tahun tidak saling sapa dan bertukar kabar.
Aku bertemu di sebuah kafe, saat aku menikmati secangkir kopi panas di kedai kopi milik teman baikku.
Pertemuan kami terbilang tidak sengaja. Saat itu pemilik kedai kopi menyapaku dan seperti biasa setelah memberikan secangkir kopi, dia selalu berkata,
BACA JUGA: Karakternya Ajaib, 4 Zodiak Ini Terlahir Sangat Istimewa
"Selamat menikmati, siapa tahu dapat gebetan dari pelanggan kedai kopi ini," selorohnya.
Aku hanya melebarkan bibir ketika mendengar perkataannya. Setelah aku mendapatkan secangkir kopi panas, lantas aku membuka laptop untuk mengerjakan sesuatu.
Akan tetapi, meja sebelah justru membuat keributan dengan menumpahkan secangkir kopi dingin miliknya.
Meja kami hampir berdekatan, itulah sebabnya aku refleks untuk mengangkat laptop dan ingin memaki pria tersebut karena tidak hati-hati.
Sambil membersihkan tumpahan kopi, pria tersebut meminta maaf kepadaku.
Namun, mendengar suara pria tersebut tidak asing di telingaku. Setelah dia mendongak dan melihatku aku baru bisa melihat jelas wajahnya. Dia adalah Ugeng.
Spontan, kami pun terkejut. Entah kenapa, pertemuanku kepadanya saat itu membuat jantungku berdebar kencang. Aku merasa ada rasa yang tak pernah hilang.
Bibirku bergetar ketika menanyakan kabarnya. Kami pun mencoba basa-basi ringan hingga saling update mengenai status pribadi.
Dia cerita, setelah putus dariku, Ugeng memang akan menikah dengan wanita lain, tetapi wanita tersebut lebih memilih laki-laki lain.
Saat itu, Ugeng merasa kecewa dan menyesal telah memutuskan aku. Dia juga bilang berusaha mencariku, tetapi dia tidak berhasil karena saat itu aku memutuskan pindah ke luar kota untuk mengobati rasa sakit hatiku.
Pertemuanku dengan Ugeng di kedai kopi itu pun seolah memulai lembaran baru. Kami pun menjalin sebuah hubungan kembali. Lima bulan setelah pertemuan itu, kami memutuskan untuk menikah.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News