Setahun Sekali, Ada Pernikahan Pura-pura di Wonosobo

18 Februari 2019 18:11

Wonosobo punya cara tersendiri untuk menggali, mengembangkan dan melestarikan kekayaan budayanya. Salah satunya adalah dengan membentuk organisasi Permadani atau Persaudaraan Mayarakat Budaya Nasional Indonesia.

Permadani merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang kebudayaan yang terbuka, umum, dan juga bebas dari pengaruh politik. Dengan adanya organisasi ini, diharapkan bisa memperkuat jatidiri kebudayaan yang ada di Wonosobo, dan memperkuat budaya Indonesia tentunya. 

Di Wonosobo, Permadani sudah mencapai angkatan/bregada ke-17.  Sabtu (16/2) lalu, organisasi ini menggelar praktik prosesi pernikahan yang mengangkat tema adat Jawa Gagrak Yogyakarta.  Ini adalah ajang praktik dari pembelajaran yang sudah menuntaskan serangkaian materi di kelas yang disebut pawiyatan.

Yularti, salah satu panitia mengatakan bahwa setelah pawiyatan, ada 36 siswa di angkatan ke-17 ini yang akan mengikuti wisuda

“Rencananya, wisuda akan dilaksanakan pada bulan Maret. Harapannya, antusiasme masyarakat untuk mengikuti pawiyatan Permadani Wonosobo dan belajar budaya akan semakin meningkat,” ungkapnya.

Banyak yang mengira ajang praktik setahun sekali yang diadakan di halaman Arpusda Wonosobo adalah prosesi pernikahan sungguhan. Itu karena memang dibuat se-mirip mungkin dengan prosesi pernikahan. Siswa dan guru juga berdandan dan mengenakan pakaian serta riasan layaknya keluarga juga tamu di acara pernikahan. Masyarakat umum bisa melihat langsung karena ajang tersebut merupakan salah satu contoh pembelajaran.

“Properti termasuk tatarias dan musik disiapkan oleh para siswa sendiri. Peserta sebanyak 36 orang ini mewakili berbagai profesi dan rentang umur yang berbeda”, ungkap Yularti.

Lukman, pengunjung Arpusda yang tidak sengaja melintas akhirnya mendekat karena mengaku tertarik dan penasaran.

“Saya kira ini pernikahan sungguhan, karena sangat mirip. Ya dandanan, MC, tembang, semuanya. Saya sudah mencari informasi terkait organisasi Permadani ini, dan ingin bergabung di angkatan mendatang”, ucapnya.

Selama di pawiyatan, para siswa mempelajari berbagai komponen budaya terutama dalam prosesi seremonial adat jawa seperti tembang Jawa, Pranata adicara, hingga berbusana Jawa. Menurut Kuat, salah satu siswa, keberadaan Permadani Wonosobo menjadi salah satu elemen penting dalam pelestarian budaya jawa. Hal itu mengingat generasi muda, terutama mereka yang kini banyak menggunakan teknologi modern semakin meninggalkan budayanya dalam berbagai sisi kehidupan, salah satunya bahasa.

“Selain praktek pembelajaran, semoga juga bisa menarik perhatian masyarakat untuk tertarik belajar budaya Jawa yang diajarkan di pawiyatan Permadani secara rutin seminggu sekali di Arpusda,” harapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co