Indra Sukses Membuatku Lemas saat Hujan Deras, Oohhh...

08 Oktober 2020 17:40

GenPI.co - Friendzone. Mungkin istilah itu yang dapat mengambarkan hubunganku dengan Indra hingga saat ini.

Kami menjalani pertemanan sejak duduk di bangku SMA. Indra sangat unggul dalam bidang olahraga, khususnya basket, saat SMA.

BACA JUGAMalam Itu Sahabatku Membuat Aku Terkulai

Pesonanya membuat cewek-cewek di sekolahku mengaguminya. Aku mengambil ekstrakurikuler paduan suara.

Apakah aku memiliki suara yang bagus? Tidak. Aku merasa suaraku biasa-biasa saja.

Bisa diterima dalam ekstrakurikuler paduan suara sudah luar biasa bagiku.

Seperti biasa, setelah pulang sekolah kami sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Namun, setelah itu Indra selalu menungguku di pintu gerbang sekolah agar bisa pulang bersama.

Rumahku dan milik Indra memang tidak berdekatan. Akan tetapi, entah kenapa Indra selalu ingin pulang bersamaku.

Dia pernah mengatakan berkali-kali kepadaku bahwa dirinya selalu merasa nyaman berjalan bersama bersamaku.

Indra juga sedang bercanda denganku. Bahkan kami tidak malu menunjukkan kelemahan masing-masing.

Berjalan bersama dengan Indra membuat aku selalu lupa waktu. Tidak jarang aku berpikir mengapa Indra tak memilih satu dari banyak wanita di sekolah untuk dijadikan pacarnya.

Saat kami dalam perjalanan pulang, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.

Indra menarik tanganku, kemudian berlari bersama untuk mencari tempat berteduh.

Akhirnya kami terpaksa berteduh sebuah bengkel motor yang sedang tutup.

Seragam putihku basah sehingga cukup terlihat transparan. Indra melepas jaketnya dan memberikannya padaku.

Aku langsung menerima dan menggunakannya. Jaketnya begitu hangat karena telah digunakan oleh Indra sebelumnya.

Indra lantas menarik topi hoodie jaketnya dan memakaikannya padaku. Setelah itu dia menepuk kepalaku hingga dua kali

“Rumah lo lebih jauh daripada gue. Pakai topinya biar air hujan nggak bikin lu pusing,” kata Indra.

Jantungku ingin meledak. Aku tidak habis pikir mengapa Indra selalu sebaik dan seperhatian ini pada diriku.

Apa tidak pernah terlintas di dirinya akan jatuh hati pada diriku? Namun, pertanyaan tersebut tidak pernah terucap di bibirku.

Aku memendamnya saja. Dua jam kali masih berdiam di tempat yang sama menunggu redanya hujan.

Aku dan Indra mulai bosan dan tidak lagi banyak berbicara satu sama lain.

Hujan yang tidak kunjung reda membuat aku makin lelah menunggu kapan waktu yang tepat untuk pulang.

"Indra," panggilku pelan sambil melihat sepatuku yang sudah basah.

"Yes. Kenapa?" jawab Indra bersemangat sambil melihat wajahku

"Kenapa, sih, lo baik banget?" tanyaku lepas tanpa berpikir terlebih dahulu.

"Bukannya seharusnya emang gitu, ya? Gue nggak bisa jahat, apalagi sama lo," jelas Indra.

"Iya, sih. Pertanyaan gue bodoh banget, ya?" balasku sambil tersenyum terpaksa

"Karena gue sayang sama lo. Setidaknya kalau nggak bisa memiliki, gue mau jadi orang yang nggak pernah nyakitin lo," jelas Indra.

"Sayang?" tanyaku spontan.

BACA JUGA: Berkat Cupang Merahmu, Aku Akhirnya Menjanda 

"Iya, gue sayang sama lo cuma hanya sebatas teman. Kita nggak bisa lebih dari itu, kan?" tanya Indra.

Jawaban Indra membuatku lemas. Aku lemas selemas-lemasnya. Saat itu aku tahu waktunya kapan untuk pulang.

Tanpa menghiraukan Indra, aku berlari di tengah derasnya hujan menuju rumah sesungguhnya dengan hati yang mendadak kosong.  (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Asahi Asry Larasati
hujan   dear diary   lemas   kisah cinta   cinta  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co