Perenang Tampan di Labuan Bajo, Kekasih Sesaatku

29 Oktober 2020 09:36

GenPI.co - Jatuh cinta memang indah rasanya, apalagi dengan orang yang tidak kita sangka sebelumnya. Namun, pernah enggak sih kamu jatuh cinta, akan tetapi tidak bisa memiliki.

Biasanya rasanya sedih, tapi kali ini terjadi kepadaku dengan rasa kenangan. Karena aku tidak bisa memilikinya, hanya angan yang aku kenang.

BACA JUGAMas Heru Kasar, Aku Akhirnya Jatuh ke Pelukan Duda

Cerita itu bermula saat aku trip ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur dua tahun lalu. Di sana aku berwisata berdua dengan temanku.

Saat di kapal pinisi untuk menginap 3 hari 2 malam di sana, aku bertemu dengan tamu lainnya.

Salah satu tamu itu adalah perenang hebat. Dia salah satu atlet renang di Indonesia, sebut saja si "I". 

Pertama kali aku melihatnya, kulitnya eksotis, wajahnya tampan, dadanya bidang, Ah! Semua yang ada pada dirinya sangat aku suka.

Saat pandangan pertama aku langsung jatuh cinta tersipu malu, meski dia tidak menyadarinya. Setelah kami bermalam di kapal itu, keesokan paginya kami turun untuk menanjak ke Gunung Padar.

BACA JUGABulan, Malang Sekali Nasibmu

Lagi, lagi  membuat jantungku berdebar setelah melihat wajahnya yang tampan itu. Saat kapal hampir mendekati tempat itu, sejauh 500 meter jaraknya, ia berenang hingga ketepian.

"Kenapa makin keren saja sih dia," kataku dalam hati yang makin mengaguminya.

Kemudian sampai lah kapal kami di tepi, mulai parkir dan tamu satu persatu menaki trek panjang itu. 

Aku yang berjalan makin menjauh dari rombongan karena terlalu lelah, ada seorang yang menghampiriku dan ternyata I.

I: Hei, Bela! Enggak kenapa-kenapa, kan? Ayo, semangat! biar nanti kita ketemu sunrise di atas.
Aku : Iya, tapi capek banget.

I: sekali-sekali Capeknya, biar enggak nyesel, lo.

Aku hanya membalas senyumnya karena hatiku sudah berdetak makin kencang saat dia mengajakku ngobrol. Maklum, aku minder, guys!

Akhirnya, aku sampai di atas puncak dan kami satu rombongan berswafoto untuk dokumentasi travel yang membawa kami. Setelah itu, kami turun dan bergegas ke Pulau Komodo untuk melihat hewan purba asli Indonesia itu.

Setelah sampai di sana, kami turun dari kapal dan berjalan menuju pulau tersebut. Sepanjang jalan aku dan I selalu ngobrol, sebenarnya tidak hanya kami berdua tetapi ada tamu lainnya juga.

Kami bersenang-senang selama berada di Labuan Bajo. Bahkan, ada pengalaman yng membuatku benar-benar jatuh cinta.

Ketika kami berada di tengah laut untuk snorkeling, kami berpindah kapal dengan sekoci yang kecil. Kami menuju tengah laut, aku tetap memakai atribut lengkap, tetapi tidak mau turun.

"Bel, ayo, sini tangannya! Jangan takut," kata I berteriak.

"Hah? Serius! Nggak, aku takut enggak pernah berenang di laut I," sahutku.

Dari belakang temanku menjorokiku ke air, sangat terkejut aku hampir mau mati rasanya. Namun, ada tubuhnya yang sigap memelukku. Sebenarnya menangkap bukan memeluk, namanya juga orang jatuh cinta.

Kemudian sedikit demi sedikit perasaan takutku mulai tenang. I memegang tanganku dan menarikku ke dalam laut.

Betapa terkejutnya aku melihat di dalam laut banyak sekali terumbu karang yang indah, ikan-ikan yang hidup di sana rasanya semua indah dipandang.  

Bahagia sekali rasanya, apalagi ketika I menyuruhku untuk melambaikan tangan seakan menyapa terumbu karang. Lagi-lagi I membuatku sangat terpesona. 

Setelah snorkeling, kami bertukar kapal menuju pinisi. Di sana makan malam terakhirku bersama dengan tim.

Kami semua bercanda seakan sudah menjadi sahabat, tetapi beda dengan I. Bagiku dia adalah satu orang yang spesial di dalam hatiku saat itu.

Walaupun aku sadar, enggak mungkin aku bisa bersamanya. Aku hanya orang biasa dan dia perenang hebat.

Aku juga sadar hanya mengaguminya saja, bagiku tidak memilikinya tidak apa-apa. Terpenting pengalamanku selama di Labuan Bajo makin indah dengan hadirnya dia.

Terlalu banyak pengalaman indah bersamanya saat itu yang tidak bisa aku gambarkan lagi. Saking banyaknya mungkin bisa sejumlah bab seperti menulis skripsi.

Aku juga sadar mencintai tidak bisa memiliki rasanya, tuh begini. 

Meskipun sedih harus berpisah, tetapi dia akan terus menjadi kenanganku dan sudah aku anggap sebagai kekasih sesaat yang manis dan indah. (*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co