Maaf, Aku Terpaksa Selingkuh demi Skripsiku

29 Oktober 2020 21:12

GenPI.co - Sebut saja aku perempuan yang manja. Aku memang tidak pernah bisa menyelesaikan masalahku sendiri tanpa bantuan orang lain.

Hal ini sudah seperti kebiasaan sampai aku dewasa. Bahkan, aku tak sanggup menyelesaikan skripsi tanpa bantuan mantan pacarku.

Saat itu, aku sudah mengambil mata kuliah skripsi selama dua semester. Ini adalah semester ketiga, dan aku sangat kesepian karena teman-temanku yang lain sudah lulus duluan.

Memang ini semua salahku, karena memilih topik yang cukup sulit. Jujur saja, aku memilih topik ini karena aku suka, dan hanya ini yang sanggup aku lakukan.

Penyemangatku saat ini hanya Aldo, lelaki yang sudah menjadi pacarku selama dua tahun terakhir.

Walaupun jauh, dia selalu memberiku semangat dan mendengarkan segala keluh kesahku.

Sayangnya, Aldo tidak bisa benar-benar hadir di sampingku. Dia ada di kota lain, dan sibuk mengurus bisnisnya.

Jadilah seperti sekarang ini, aku yang hanya seorang diri kesana kemari untuk menyelesaikan data untuk skripsiku. 

Masalahku belum cukup sampai di sini. Orang tuaku selalu menanyaiku kapan aku akan lulus dan segera bekerja.

Mereka tampaknya tidak mau tahu dengan segala kesulitan yang aku hadapi.

Mungkin ini risikonya menjadi anak pertama yang tidak pernah dipedulikan oleh orang tua.

Belum lagi, aku memiliki adik laki-laki yang pintar dan lebih membanggakan.

Hari ini, aku harus kembali ke kampus untuk menghadapi dosen pembimbingku yang kejam.

Sebelum bertemu dengannya, aku sudah tahu bahwa dia akan menceramahiku karena aku belum juga berhasil mendapatkan narasumber yang tepat.

Setelah dua semester merangkai skripsi, kesulitanku saat ini adalah mendapatkan narasumber.

Aku harus bisa mewawancarai beberapa wakil rakyat yang terlibat dalam penyusunan undang-undang tentang tembakau.

Hal ini menjadi makin sulit, karena saat ini undang-undang tersebut menjadi kontroversi dan sebagian pejabat tersebut sedang bersiap untuk gelombang pemilu yang akan datang.

Segala cara pun sudah aku lakukan, kecuali satu. Aku tahu cara ini mungkin berhasil, tetapi aku tidak ingin mengambil jalan ini.

Namun, berhubung otakku saat ini sudah sangat buntu, aku akhirnya mengambil cara ini.

Pagi itu juga, aku menelepon Dion, mantan senior sekaligus mantan pacarku saat awal-awal masa kuliah.

Saat ini, dia bekerja sebagai staf ahli di DPR dan dia sangat mungkin bisa membantuku.

Baru satu kali nada dering, Dion langsung menjawab teleponku.

"Halo, Dion. Maaf mengganggumu. Begini, aku mau minta bantuan mencari narasumber untuk skripsiku," kataku langsung ke pokook pembicaraan.

"Boleh. Nanti aku bantu kamu. Kita ketemuan di kantor aku, ya," jawabnya.

Tak disangka, dia langsung bisa membantuku mendapatkan apa yang aku mau.

Aku memang tahu bahwa dia pasti bisa membantuku, tetapi ini tetap menjadi jalan terakhir.

Sebab, aku tahu apa yang nanti akan diminta oleh Dion sebagai balasannya.

Hari itu, aku meminta izin kepada dosen pembimbingku untuk tidak hadir dalam sesi bimbingan dan datang ke kantor Dion. Hari itu pula, aku berhasil mendapatkan 3 narasumber sekaligus.

Selesailah satu masalahku. Selanjutnya aku hanya tinggal mencari waktu untuk melakukan wawancara lanjutan dan segera menyelesaikan skripsiku, agar aku bisa cepat lulus.

Namun, tidak segampang itu. Aku harus membayar utang budiku kepada Dion. 

Malam itu, setelah aku selesai menyelesaikan segala urusanku, Dion pun mengantarkanku pulang ke rumah.

Sepanjang jalan, dia terus memandangiku sesekali sambil menyetir.

Sesampainya di rumah, aku tahu bahwa aku tidak bisa langsung keluar dari mobilnya.

Aku harus melakukan apa yang dia inginkan. Sambil menutup mata, aku pun hanya bisa pasrah menerima ciuman dari Dion.

Begitu pun hari-hari selanjutnya, Dion selalu menjemputku dari kampus dan mengajakku pergi ke apartemennya.

Karena dia telah membantuku, aku pun harus mau menuruti segala nafsunya.

Hingga akhirnya, Aldo pun tahu bahwa aku selingkuh darinya.

Tentu saja dia tidak terima, dan langsung memutuskan hubungan denganku.

Anehnya, saku sama sekali tidak sedih setelah putus dari Aldo.

Aku justru merasa lega, karena aku berani mengambil cara ini agar bisa segera lulus kuliah. Lagipula, Aldo hanya sibuk dengan bisnisnya di luar sana.

Sejak putus dari Aldo, aku akhirnya berpacaran lagi dengan Dion.

Maafkan aku Aldo, aku terpaksa selingkuh darimu demi skripsiku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co