Rino Membuatku Lemas, Tetapi Puas selama 8 Jam

05 November 2020 19:20

GenPI.co - Mungkin ini menjadi durasi pacaran tercepat yang pernah ada. Bayangkan, aku dan Rino cuma pacaran selama kurang dari delapan jam.

Aku tidak mengerti siapa yang salah, tetapi yang jelas, aku dan Rino memang bukan pasangan yang cocok.

BACA JUGA: Suami Tega Telantarkan Anak Istri, Alhamdulillah Berakhir Bahagia

Hari itu, Jumat 15 Desember 2019, merupakan hari terakhir pelaksanaan ujian akhir semester (UAS).

Setelah selesai ujian, aku dan teman-temanku yang lain langsung bergegas ke kantin untuk mengisi perut.

Saat aku ingin memesan soto ayam favoritku, tiba-tiba ada chat masuk. Aku pun segera membuka chat tersebut, setelah melihat bahwa pengirimnya adalah Rino.

Aku dan Rino memang sudah lama saling tahu satu sama lain. Meskipun kami berbeda jurusan, aku cukup sering melihatnya di kantin.

Sekitar satu bulan lalu, kami resmi berkenalan. Saat itu, aku dikenalkan oleh Gani, teman sejurusan Rino yang juga teman SMA-ku.

Sejak berkenalan, kami cukup intens berkomunikasi via chat. Namun, baru kali ini dia mengajakku makan berdua di kantin.

Aku pun menerima ajakan Rino untuk makan berdua dan segera pindah ke bangku lain.

Aku berusaha mengabaikan teman-temanku yang terus menggoda dari jauh.

Dari kejauhan, aku melihat Rino datang ke bangku tempatku duduk. Berbeda dari biasanya, wajahnya terlihat tegang dan penuh keraguan.

Kupikir, mungkin dia masih shock karena ujiannya susah. Ternyata, ada hal lain yang membuatnya terlihat seperti itu.

Hari itu, ternyata dia sudah merencanakan untuk menembakku. Setelah selesai makan, dia pun langsung menyatakan cintanya kepadaku.

Karena aku memang juga menyukai Rino, aku pun langsung menerimanya tanpa berpikir lagi.

Padahal, aku sebenarnya belum terlalu mengenalnya dengan baik.

Setelah resmi berpacaran, Rino pun mengajakku untuk pindah ke bangku tempat teman-teman sejurusannya.

Dia pun langsung mengenalkanku sebagai pacar barunya kepada teman-temannya.

Satu jam pertama berjalan sangat lancar. Aku pun asyik mengobrol dengan teman-teman sejurusannya, yang beberapa di antara memang sudah kukenal.

Hingga akhirnya, ada satu teman Rino yang datang, namanya Aldrin. Jujur saja, saat itu aku memang belum mengenal Aldrin.

Saat itu juga, Rino langsung mengenalkanku dengan Aldrin. Namun, tak sampai 5 menit, Aldrin justru beranjak pergi.

Setelah Aldrin pergi, teman-temannya yang lain pun tampak tertawa dan berbisik-bisik. Rupanya, mereka sedang membicarakan Aldrin.

Rino pun langsung bertanya kepada temannya, mengapa mereka menertawakan Aldrin. Rupanya, mereka tahu bahwa Aldrin sudah lama menyukaiku.

Teman-teman Rino tahu, karena Aldrin pernah mengetahuinya waktu malam ospek saat mereka masih mahasiswa baru.

Saat itu, Aldrin dan kelompoknya bemain truth or dare. Aldrin harus menjawab pertanyaan siapa perempuan di kampus ini yang jadi cinta pertamanya.

Entah mengapa, Aldrin justru menyebut namaku. Menurut beberapa temannya, Aldrin masih menyukaiku hingga saat ini.

Mendengar cerita tersebut, aku hanya bisa tertawa kecil. Aku pun berusaha untuk mengabaikan cerita tersebut, karena toh saat ini aku sudah punya pacar.

Namun, tampaknya Rino yang tidak bisa mengabaikan cerita tersebut. Wajahnya tampak berbeda setelah mendengarkan cerita tersebut.

Kami pun akhirnya pulang, dan itu menjadi momen pertama Rino mengantarkanku ke rumah.

Di jalan, kami juga tidak terlalu banyak mengobrol karena asyik mendengarkan radio.

Setelah sampai di rumah dan mandi, aku pun bersiap untuk tidur. Aku pun mengingat kembali kejadian istimewa hari ini sambil tersenyum.

Saat itu, aku merasa senang karena akhirnya bisa memiliki pacar. Aku pun memberitahukan kabar bahagia ini kepada beberapa teman dekatku di kampus.

Tiba-tiba, Rino meneleponku. Aku pun langsung mengangkatnya. Kupikir, dia ingin mengucapkan selamat tidur, ternyata tidak.

Rino memang sangat to the point. Dia langsung mengatakan bahwa ada hal penting yang ingin disampaikan kepadaku.

Sebelumnya, dia juga meminta maaf kepadaku tanpa alasan yang jelas.

"Aku mau kita putus aja, ya," kata Rino.

Mendengar perkataan Rino, aku merasa seperti disambar petir. Kami bahkan belum genap satu hari berpacaran, dan kami belum bertengkar sama sekali.

"Kenapa tiba-tiba gini? Kamu mainin aku, ya?" kataku sambil berusaha tetap tenang.

Rupanya, Rino beralasan bahwa dia baru tahu bahwa Aldrin menyukaiku sejak lama. Aldrin sendiri merupakan temannya sejak SMA.

"Terus kenapa? Kenapa kita harus putus gara-gara Aldrin?" tanyaku.

Tenyata, saat SMA, Rino bersahabat dengan Aldrin. Namun, persahabatan mereka putus sejak Rino memacari perempuan yang disukai Aldrin.

BACA JUGA: Saat Aku Bertaruh Nyawa, Suamiku Malah Selingkuh 

Untungnya, saat ini hubungannya dengan aldrin sudah mulai membaik. Karena itu, Rino tidak ingin melakukan hal yang sama kepada Aldrin.

Aku pun langsung speechless mendengar alasab Rino tersebut. Tanpa berkata-kata, aku langsung mematikan telepon dan memblokir kontaknya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Yasserina Rawie
lemas   dear diary   kisah cinta   pacaran   pacar  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co