Lima Cara agar Museum Selalu di Hati

18 Desember 2020 01:40

GenPI.co - Tahun 2020 merupakan tahun penuh tantangan untuk destinasi pariwisata, termasuk museum. 

Baru sekitar bulan Oktober – November 2020, sejumlah museum kembali beroperasi seperti biasa. Tentu dengan menggunakan protokol kesehatan. 

Pertanyaannya, apakah selama museum tutup, ada rasa rindu di hati masyarakat? Dan setelah buka, apakah masyarakat juga bergegas berkunjung ke museum? 

BACA JUGA: Pengumuman! Mulai 1 Januari 2021 Gunung Rinjani Ditutup 3 Bulan

Dr. Ayu Helena Cornellia, B.A, M.Si, Alumni S3 Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkap, tantangannya adalah bagaimana menghadirkan museum dalam hati masyarakat. 

"Sehingga salam sahabat museum yang bunyinya Museum di Hatiku benar-benar nyata. Ada rasa rindu jika tidak ke museum,“ ungkap  Webinar Nasional Series Kepariwisataan, Selasa (15/12) lalu.

Dalam seminar yang digelar Prodi S2/S3 Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana UGM, Ayu Cornellia memberikan tips dalam promosi museum. 

Pertama, mengaktifkan dan meningkatkan media sosial. Kedua, mengaktifkan dan meningkatkan traffic website.

Sementara ketiga, mengadakan special events – online dan offline, Keempat, perlunya advertising dan kegiatan public relations dan kelima, melibatkan milenial

Untuk menciptakan rasa rindu, lanjut Ayu Cornellia, harus diciptakan rasa senang terlebih dulu. 

Komunikasi pemasaran dapat menjadi salah satu strategi bagi museum untuk menciptakan rasa senang bagi pengunjung. 

“Harus ada To Do, To See, To Buy dan To Experience. Yang terakhir ini (To Experience) menjadi hal yang sangat berkesan bagi milenial yang memiliki jumlah target pasar terbesar di Indonesia saat ini,“ tambahnya. 

Ayu Cornellia kemudian  mengutip sebuah studi yang dilakukan oleh Alvara Research Center (alvara-strategic.com).

Disebutkan, tahun 2020 ini milenial  adalah “The Rising Market.” Fenomena itu kemungkinan berlanjut  sampai sekitar tahun 2035. 

Karena itu,  museum sebagai destinasi pariwisata harus berbenah untuk memenuhi hal-hal yang disenangi oleh generasi milenial. 

Begitu pula generasi setelahnya sebut saja generasi Z atau generasi Alpha. 

BACA JUGA: Yuk Berkunjung ke Pantai Ini Usai Pandemi, Pasti Kamu Jatuh Cinta

Kemudian, Ayu Cornellia menukil  riset dari Jasmine Rahma Amalia (2020) mahasiswi Universitas Pertamina.

Riset itu menyebut alasan keengganan milenial ke museum. Di antaranya kurangnya interaksi yang ada di museum serta kurang proaktif dalam mengajak masyarakat untuk ke museum. 

“Saat ini penting bagi museum untuk meningkatkan minat kunjungan masyarakat melalui unggahan informasi dan aktivitas di media sosial serta menguatkan electronic word of mouth (E-WOM),“ pungkas Ayu.
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co