Dua Tahun Dia Telah Pergi, Aku Masih Lupa Diri

31 Desember 2020 21:20

GenPI.co - Rambutnya berayun dan tertiup angin, mungkin dia merasakannya menggelitik bagian belakang leher.

Dia sedang bersantai di ayunan yang ada di taman belakang rumah kami sambil membaca buku.

Membaca buku hanya salah satu hobinya. Terkadang dia merajut, menggambar, atau mengurus tanaman.

BACA JUGADemi Kencani Janda Cantik, Aku Rela Gadaikan Cinta

Taman di rumah kami, baik di bagian depan maupun belakang, dirawat pelan-pelan oleh dia seorang diri.

Terkadang aku membantunya dalam beberapa hal, seperti mencangkul tanah, menyebarkan batu hias, hingga menyiram tanaman.

Aku bisa melihat punggungnya dari tempatku berdiri di ruang makan yang menghadap ke taman belakang.

Tak terasa, sudah setengah tahun sejak terakhir kali aku melihatnya.

Oleh karena itu, aku terpaku di tempat, terbius akan pemandangan yang sudah lama tak kulihat. Dia tampak begitu damai dan nyaman. Ah, aku rindu sekali dengannya.

Matahari akhir tahun menyinari tepat dari arah belakang taman.

Tiba-tiba aku teringat bahwa hari ini adalah ulang tahun pernikahan kedua kami dan aku belum membeli kado untuk pasanganku.

Beberapa ide bermunculan di kepalaku. Aku akhirnya memutuskan untuk menghabiskan waktu seharian di rumah hingga sore hari.

Kemudian, kami akan menuju ke restoran makanan Sunda kesukaannya di pinggir kota.

Selain makanannya enak, dia menyukai restoran itu karena pemandangannya yang indah. Di bagian belakang restoran itu juga ada sebuah sungai yang airnya jernih.

Malam harinya, mungkin kita bisa melewati layanan drive thru restoran cepat saji untuk membeli es krim.

Lalu, kami memakannya di sepanjang jalan sembari menikmati cahaya malam kota yang dipenuhi gedung tinggi.

Membayangkan rencananya saja sudah membuatku tersenyum penuh semangat.

Aku pun segera berlari menuju halaman belakang, tapi aku tak menemukannya di ayunan.

Karena kebingungan, aku berteriak memanggil namanya. Mencarinya sambil berkeliling rumah kami.

Aku terus memanggil namanya, sembari mengajaknya untuk keluar jalan-jalan dalam rangka merayakan ulang tahun pernikahan kami. Tapi yang kutemui hanya kamar, lorong, dan kursi kosong.

BACA JUGAPesona Janda Beranak Dua Telah Butakan Akal Sehatku

Tiba-tiba ada suara memanggil namaku dari belakang. Itu ibuku dan mukanya terlihat sedih.

Dia langsung memeluk dan mengelus kepalaku.

"Tak apa, nak. Sudah, relakan kepergiannya, ya. Jangan dicari lagi. Dia sudah tenang, kok,” katanya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co