Terancam Hilang, Kampung Bersejarah di Semarang Harus Dipertahankan

03 April 2019 18:08

GenPI.co - Pemkot Semarang harus memiliki komitmen untuk mempertahankan keberadaan kampung-kampung bersejarah di kota ini. Sejumlah kampong tua yang memiliki sejarah erat dengan Semarang diketahui telah hilang.

Di antaranya Kampung Jayengjatan di Jalan Gajahmada, Kampung Basahan, Kampung Morojayan, Petroos, Mijen dan beberapa kampung lain. Saat ini, Kampung Sekayu yang bersebelahan dengan pusat pemerintahan yakni Balaikota Semarang, juga terancam hilang terdesak oleh pembangunan gedung pencakar langit.

“Letaknya bersebelahan dengan Balaikota, apalagi ini memang kampung tua yang dimungkinkan menjadi pusat pemerintahan di zaman dulu meski belum ditemukan bukti otentik seperti bekas kerajaan dan sebagainya,” terang pengamat sejarah Kota Semarang Hartono.

Lebih dari itu, Sekayu juga menjadi ide penulisan novelis besar NH Dini. Jika kampung ini tergusur, generasi muda tidak akan dapat lagi menelusur jejak sejarah.

NH Dini juga dibesarkan di Kampung Sekayu. Selain itu, di kampung ini juga masih dapat ditemukan bentuk-bentuk bangunan tradisional yang dipengaruhi masa kerajaan Islam, hingga kolonial.

Menurutnya, Semarang memiliki kampung-kampung lama bersejarah yang harus dipertahankan. Kampung sejarah itu ada di sepanjang Kali Semarang dan Jalan Mataram. Meski banyak yang sudah hilang, dirinya masih berharap Pemkot Semarang melakukan revitalisasi kampung-kampung bersejarah ini karena mereka memiliki peran dalam terbentuknya kota ini.

"Kami menyayangkan, banyak kelurahan lama yang memiliki sejarah panjang sudah hilang dari peta Kota Semarang. Seperti Kelurahan Bergota kini sudah jadi Kelurahan Randusari, Lemah Gempal jadi Kelurahan Barusari. Bahkan Kelurahan Melayu Darat yang di sana dulu ada sosok terkenal Kiai Darat, kini berubah nama jadi Kelurahan Dadapsari. Jangan sampai Kampung Sekayu ini juga hilang dari peta Kota Semarang karena terdesak pembangunan," tegasnya.

Sekretaris Bappeda Kota Semarang M Farchan berharap pejabat Pemkot berkomitmen mempertahankan Kampung Sekayu. Kampung yang berbatasan langsung dengan Kali Semarang dan Jalan Pemuda ini, menurutnya memiliki sejarah panjang yang harus tetap dipertahankan.

"Beberapa waktu lalu saat masih bertugas di Bappeda, almarhumah NH Dini pernah menemui saya. Sambil menangis almarhumah meminta kepada saya untuk mempertahankan Kampung Sekayu. Selain karena kampung ini merupakan tempat NH Dini dibesarkan, salah satu novelnya juga ada yang bertemakan Kampung Sekayu. Saat ini memang sudah ada indikasi menghilangkan kampung tua ini dari peta wilayah Kota Semarang," katanya dalam diskusi tersebut.

Kampung Sekayu sendiri sering disebut sebagai benteng terakhir dari modernitas. Namun keberadaannya yang bersentuhan langsung dengan modernisme, membuat kampung ini terdesak oleh pembangunan gedung pencakar langit dan kepentingan bisnis lainnya.

Dalam beberapa kasus, hilangnya kampung-kampung kuno di Semarang ini karena secara tata pemerintahan digabung dengan kelurahan lain, atau memang kampung tersebut tak lagi ada penduduknya karena terdesak pembangunan hotel, mal, atau apartemen.

"Sejarah pembodohan warga jangan diulangi. Kampung-kampung dengan sejarahnya jangan sampai dihilangkan karena terdesak pembangunan. Sebenarnya ada banyak cara untuk tetap mempertahankan kampung-kampung itu, meski investor masuk untuk membangun. Kota Lama misalnya, tetap ada meski ada pembangunan dan investasi di sana. Apalagi Sekayu memiliki sejarah panjang berkaitan dengan terbentuknya Kota Semarang," kata M Farchan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co