Sexy Killer Soroti Dampak Pertambangan Batu Bara di Kaltim

11 April 2019 13:32

GenPI.co - Puluhan bekas tambang menganga di daerah Samarinda Kalimantan TImur. Lubang itu diakibatkan oleh para penambang liar, juga  oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan penambangan secara resmi.  Lubang-lubang bekas tambang batu bara yang dekat dengan pemukiman warga, seolah menanti korban.

Itulah yang dipaparkan melalui sebuah film dokumenter berjudul ‘Sexy Killer’. Film  berdurasi 88 menit itu diputar di Argo Plaza Kuningan, Rabu (10/4). 

Diproduksi oleh WatchDoc, film ini juga menggambarkan adanya sebuah fakta kerusakan alam lainnya akibat sebuah galian tambang batu bara. Salah satunya adalah puluhan kapal tongkang pengangkat batu bara yang hilir mudik melewati perairan di kawasan konservasi Taman Nasional  Karimunjawa.

Akibatnya, karang-karang di tujuh titik di Karimunjawa hancur tergilas tongkang. Beberapa patah terkena benturan jangkar. Bahkan laut pun tercemar akibat beberapa  batu bara yang tidak sengaja jatuh ke laut. 

Namun, hilir mudiknya kapal tongkang tersebut berdampak positif bagi masyarakat di pesisir pantai. Ada peluang bisnis baru bagi masyarakat yaitu menjadi pemandu tongkang. 

Ilyas, salah satu perwakilan aktivis lingkungan dari Karimunjawa yang hadir dalam diskusi setelah pemutaran film itu. Ia  menyatakan, kapal-kapal tongkang kerap berhenti di sekitar kawasan taman nasional.

“Alasannya, kehabisan bahan bakar lah, kehabisan bahan pokok lah atau cuaca buruk lah. Padahal SOP perlayaran kapal tongkang itu sudah dipersiapkan dan dipredisikan bahan bakar cukup untuk sampai ke tempat tujuan,” ungkap Ilyas.

Pemasalahan lingkungan akibat pertambangan batu bara membuat para aktivis Green Peace. “Saat ini kapal-kapal tongkang itu sudah tidak ada yang berhenti di kawasan nasional lagi,” ujar Ilyas. 

Sementara  bekas galian tambang batu bara di Kalimantan sendiri pun sudah banyak yang beralih fungsi menjadi tempat wisata.  Salah satunya di daerah Asam-asam. 

Terkait bekas galian tambang, Green Peace mengatakan belum melakukan tindakan. Sebab organisasi itu saat sedang fokus terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah. Proyek itu disebutkan menuai pro dan kontra akibat dampaknya  pada berbagai sektor kehidupan masyarakat setempat.

“Belum ada ke arah sana, apa pun tindakan yang kita lakukan butuh riset yang kuat. Tapi saya sangat yakin banyak temua-temuan baru akan terjadi dan punya ancaman yang sangat besar. Saat ini Green Peace masih fokus di daerah pembangkit,” ungkap Didit Haryo, Juru kampanye iklim dan energi Green Peace Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co