Joe Biden: Armenia Bantai Jutaan Orang, Semua Warga Disiksa Habis

24 April 2021 22:58

GenPI.co - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahwa dia berencana untuk mengakui pembunuhan massal orang-orang Armenia yang disiksa habis di masa Kekaisaran Ottoman selama Perang Dunia I sebagai tindakan 'genosida'.

Keduanya berbicara Jumat (23/4/2021) untuk pertama kalinya sejak Biden menjadi presiden pada Januari. Sehari sebelum pernyataan Biden yang diharapkan menunjuk pembunuhan itu sebagai 'genosida', sebuah tindakan yang akan semakin membebani hubungan yang sudah tegang antara AS dan Turki.

BACA JUGA: WHO Temukan Fakta Baru Corona di Papua Nugini, Dunia Bisa Gempar!

"Ketika datang ke genosida Armenia, Anda dapat mengharapkan pengumuman besok," ujar Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter dalam keterangann, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (24/4/2021).

Biden menjadi presiden AS pertama yang secara resmi mengakui pembunuhan 1,5 juta orang Armenia di Kekaisaran Ottoman dari 1915 hingga 1917 sebagai genosida.

Turki telah mengakui kematian orang-orang Armenia di Kekaisaran Ottoman selama Perang Dunia I, tetapi dengan tegas membantah bahwa pembunuhan itu diatur secara sistematis dan merupakan genosida.

Jika Biden terus mengakui pembunuhan massal sebagai genosida, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menerangkan itu akan semakin merusak hubungan antara sekutu NATO.

Juru bicara kepresidenan Turki Fahrettin Altun menyebut penunjukan genosida merupakan fitnah yang tidak ada hubungannya dengan fakta dan hanya didorong oleh perhitungan politik dan itu adalah tuduhan yang emosional, irasional dan tidak sah.

Sementara itu, Biden dan Erdogan sepakat selama panggilan mereka untuk bertemu pada bulan Juni ketika keduanya akan berada di Brussel untuk KTT NATO.

Penundaan tiga bulan di Biden untuk melakukan penjangkauan pertamanya ke Erdogan secara luas dipandang sebagai sikap dingin bagi presiden Turki, yang telah menikmati hubungan dekat dengan mantan Presiden Donald Trump.

"Presiden Biden hari ini berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan minatnya pada hubungan bilateral yang konstruktif dengan area kerja sama yang diperluas dan manajemen perselisihan yang efektif," jelas Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Fakta Baru, Antibiotik vs COVID-19 Hasilnya Ternyata…

Dikatakan kedua pemimpin sepakat untuk bertemu di sela-sela KTT NATO pada bulan Juni untuk melakukan percakapan yang lebih luas tentang hubungan kedua negara mereka.

Dalam beberapa pekan terakhir, pemerintahan Biden telah meningkatkan tekanan pada Turki dengan sering mengungkapkan ketidakpuasannya atas rekam jejak hak asasi manusia Ankara, dan kesenjangan tetap ada antara kedua belah pihak atas sejumlah masalah termasuk pembelian Turki atas sistem senjata Rusia dan perbedaan kebijakan terkait Suriah.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co