Afghanistan Hancur, Penuh Mayat-mayat Berantakan, Warga Tersayat

11 Mei 2021 21:52

GenPI.co - Korban tewas akibat ledakan bom di dekat sebuah sekolah di distrik Syiah di Kabul barat telah meningkat menjadi 58 orang dan sedikitnya 150 orang terluka.

Pengeboman pada Sabtu (8/5/2021) lalu mengguncang lingkungan kota Dasht-e-Barchi. Diduga serangan itu dilakukan oleh kelompok ISIS.

BACA JUGA: Panas! Kapal Perang AS Lancarkan 30 Tembakan, Iran Waspada!

Dilansir Reuters, Selasa (11/5/2021), seorang saksi mata mengatakan bahwa semua kecuali tujuh atau delapan korban adalah siswi yang pulang setelah menyelesaikan studi mereka.

Sementara, dilaporkan saat ini mayat masih dikumpulkan dari kamar mayat saat penguburan pertama dilakukan di barat kota.
Beberapa keluarga masih mencari kerabat yang hilang dan berkumpul di luar rumah sakit untuk membaca nama yang ditempel di dinding, dan memeriksa kamar mayat.

Sebagaimana diketahui, Kabul telah bersiaga sejak Washington mengumumkan rencana bulan lalu untuk menarik semua pasukan AS pada 11 September, dengan para pejabat Afghanistan mengatakan Taliban telah meningkatkan serangannya di seluruh negeri.

Sedangkan, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan itu, menyalahkan Taliban bahkan ketika kelompok itu membantahnya.

"Taliban, dengan meningkatkan perang dan kekerasan tidak sah mereka, sekali lagi telah menunjukkan bahwa mereka tidak hanya enggan untuk menyelesaikan krisis saat ini secara damai dan fundamental, tetapi dengan memperumit situasi," kata Ghani.

Taliban mengutuk serangan itu, yang tampaknya ditujukan pada warga sipil, dan membantah bertanggung jawab.

Itu terjadi di lingkungan yang sering diserang oleh pejuang ISIL (ISIS) selama bertahun-tahun.

Dilaporkan juga bahwa seluruh kota mati rasa setelah serangan ini.

Serangan ini juga terjadi beberapa hari setelah 2.500 hingga 3.500 tentara Amerika Serikat yang tersisa secara resmi mulai meninggalkan negara itu.

Mereka akan pergi paling lambat 11 September. Penarikan itu dilakukan di tengah kebangkitan kembali Taliban, yang mengendalikan atau menguasai lebih dari setengah Afghanistan.

BACA JUGA: Khabib Nurmagomedov Kecam Aksi Brutal di Masjid Al Aqsa

Di bawah perjanjian yang ditandatangani oleh Taliban dan AS tahun lalu, Washington akan menarik pasukan dengan imbalan jaminan keamanan Taliban dan agar kelompok itu memulai pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan.

Serangan Taliban terhadap pasukan asing sebagian besar telah berhenti, tetapi mereka terus menargetkan pasukan pemerintah. Sejumlah jurnalis, aktivis, dan akademisi juga tewas dalam serangan yang dituduhkan pada Taliban, yang menyangkal keterlibatannya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co