Tak Ada Kata Damai, Azerbaijan Pilih Perang dengan Armenia

30 Mei 2021 19:23

GenPI.co - Azerbaijan mengatakan bahwa salah satu tentaranya terluka setelah pasukan Armenia melepaskan tembakan di sepanjang perbatasan bersama, namun tuduhan itu dibantah Armenia.

Klaim hari Jumat (228/5/2021) lalu, menandai yang terbaru dari serangkaian insiden antara dua bekas saingan Soviet itu.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian pertahanan Azeri menyatakan pasukan Armenia telah menembak dari beberapa arah ke posisinya di Nakhchivan, daerah kantong Azeri yang dipisahkan dari sisa Azerbaijan oleh wilayah armenia.

BACA JUGA:  Armenia Remehkan Rusia, Rudal Kiamatnya Dibilang Ambyar

"Tentara itu terluka di bahu, diberi pertolongan pertama dan dibawa ke rumah sakit," katanya, seperti idlansir dari Aljazeera, Minggu (30/5/2021).

Sengketa perbatasan yang mendidih terjadi setelah perang enam minggu tahun lalu di wilayah Nagorno-Karabakh.

BACA JUGA:  Kekacauan Armenia Atas Fenomena Kudeta Militer, Perang Meletus

Wilayah ini diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, bahkan oleh Armenia, tetapi dihuni dan hingga saat ini dikuasai oleh etnis Armenia.

Bentrokan hari Jumat lalu juga terjadi sehari setelah Azerbaijan menangkap enam prajurit Armenia di distrik Kelbajar, sebelah barat Nagorno-Karabakh.

BACA JUGA:  Azerbaijan Tangkap Tentara Armenia, Perang Besar Bisa Berkecamuk

Armenia menyampaikan pasukannya sedang melakukan pekerjaan teknik di daerah itu, sementara Azerbaijan menyebut tentara itu adalah bagian dari 'kelompok pengintai dan sabotase'.

Sebagai informasi, konflik tahun lalu, yang berakhir pada November, melihat pasukan Azeri mengusir pasukan etnis Armenia dari petak-petak wilayah yang mereka kuasai sejak 1990-an di dan sekitar Nagorno-Karabakh.

Konflik tersebut menewaskan lebih dari 6.000 orang di kedua belah pihak dan menyebabkan krisis politik di Armenia, di mana Perdana Menteri Nikol Pashinyan dikritik secara luas karena apa yang dipandang sebagai kekalahan yang memalukan.

Pashinyan, 45, merasa dia tidak punya pilihan selain menyerah atau melihat pasukan negaranya menderita kerugian yang lebih besar.

Pashinyan menggambarkan situasi perbatasan sebagai tegang dan meledak.

Tetapi, peran Rusia sebagai perantara antara kedua negara sebagian besar datang dengan mengorbankan kekuatan Barat seperti Prancis dan Amerika Serikat.

Ketiganya adalah bagian dari kelompok penengah yang telah mencoba tetapi gagal selama beberapa dekade untuk menemukan solusi yang bertahan lama untuk perselisihan selama puluhan tahun antara Armenia dan Azerbaijan mengenai Nagorno-Karabakh.

Armenia berperang dengan Azerbaijan di wilayah tersebut pada tahun 1990-an yang menewaskan sedikitnya 30.000 orang.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co