GenPI.co - Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa mereka mengharapkan pemerintah Amerika Serikat dan Denmark untuk memberikan penjelasan atas tuduhan Washington memata-matai sekutu Eropa dengan bantuan Kopenhagen.
"Ini tidak dapat diterima di antara sekutu," kata Macron pada konferensi pers setelah pertemuan virtual Prancis-Jerman dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (1/6/2021).
Sementara, menurut sebuah laporan oleh penyiar publik Denmark Danmarks Radio (DR), penyelidikan internal oleh Danish Defense Intelligence Service (FE), menunjukkan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) menggunakan FE untuk menguping kabel informasi Denmark untuk memata-matai senior pejabat di Swedia, Norwegia, Prancis, dan Jerman pada 2012 hingga 2014 lalu.
Selain Merkel, NSA juga memata-matai Menteri Luar Negeri Jerman saat itu Frank-Walter Steinmeier dan mantan pemimpin oposisi Jerman Peer Steinbruck.
Penyelidikan menemukan NSA memiliki akses ke aliran data ekstensif yang berjalan melalui kabel internet ke dan dari Denmark dan menyadap segala sesuatu mulai dari pesan teks dan panggilan telepon hingga lalu lintas internet termasuk pencarian, obrolan, dan layanan perpesanan.
DR dalam laporannya didasarkan pada wawancara dengan sembilan sumber yang tidak disebutkan namanya, semuanya dikatakan memiliki akses ke informasi rahasia yang dipegang oleh FE.
Sebelumnya pada hari Senin (31/5/2021) kemarin, Menteri Pertahanan Swedia Peter Hulqvist menyatakan itu tidak dapat diterima untuk menguping sekutu.
Sedangkan, anggota parlemen Denmark Karsten Hoenge dari Partai Rakyat Sosialis yang berhaluan kiri, yang mendukung pemerintah Sosial Demokrat Denmark, menyebutkan bahwa dia akan menanyai menteri pertahanan dan kehakiman negara Skandinavia di parlemen tentang kasus tersebut.
“Pemerintah harus menjelaskan mengapa Denmark telah bertindak sebagai alat yang diharapkan untuk dinas intelijen Amerika Serikat, dan apa artinya bagi kerja sama dengan negara-negara tetangga Denmark,” katanya.
Sebagai informasi, Denmark, sekutu dekat AS, menjadi tuan rumah beberapa stasiun pendaratan utama untuk kabel internet bawah laut ke dan dari Swedia, Norwegia, Jerman, Belanda, dan Inggris.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News