Ngeri, Grup Peretas Korea Utara Serang Jaringan Penting Korsel

19 Juni 2021 01:20

GenPI.co - Seorang anggota parlemen Korea Selatan, Jumat (18/6) menyebut grup peretas Korea Utara yang dikenal sebagai Kimsuky membobol jaringan lembaga penelitian nuklir Korea Selatan bulan lalu.

Itu adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan siber oleh Korea Utara, kata seorang anggota parlemen Korea Selatan, Jumat.

Anggota komite intelijen parlemen Ha Tae-keung itu laporan perusahaan keamanan siber yang berbasis di Seoul, IssueMakersLab.

BACA JUGA:  Julukan 5 Presiden AS kepada Putin, dari Bromance Hingga Pembunuh

Dia mengatakan, pelanggaran Institut Penelitian Energi Atom Korea (KAERI) terjadi pada 14 Mei yang melibatkan 13 alamat internet termasuk satu yang dilacak ke Kimsuky.

Berafiliasi dengan agen mata-mata Biro Umum Pengintaian Korea Utara, kelompok itu sebelumnya antara lain menargetkan pengembang vaksin COVID-19 Korea Selatan dan operator reaktor nuklir yang dikelola negara.

BACA JUGA:  Israel Dipusingkan dengan Ancaman Balon-balon Pembakar dari Gaza

"Insiden itu dapat menimbulkan risiko keamanan yang serius jika ada informasi inti yang bocor ke Korea Utara, karena KAERI adalah lembaga pemikir terbesar di negara itu yang mempelajari teknologi nuklir termasuk reaktor dan batang bahan bakar," kata Ha dalam sebuah pernyataan.

Korea Utara telah mengembangkan senjata nuklir menggunakan plutonium dari bahan bakar reaktor bekas. Negosiasi yang dipimpin AS yang bertujuan untuk membongkar program nuklir Korea Utara telah terhenti sejak 2019.

BACA JUGA:  Korut Sedang Babak Belur, Kim Jong Un Malah Sesumbar Begini

Seorang pejabat KAERI mengatakan bahwa institut tersebut melaporkan gangguan tersebut kepada pemerintah setelah menemukannya pada 31 Mei.

Pihak berwenang juga dilaporkan sedang melakukan penyelidikan terkait hal tersebut.

Seorang pejabat di kementerian sains dan teknologi, yang memimpin penyelidikan, mengatakan belum menemukan bukti untuk menentukan bahwa Korea Utara berada di balik peretasan tersebut.

Simon Choi, kepala IssueMakersLab, mengatakan Kimsuky telah lama mencari akses ke pemerintah Korea Selatan dan lembaga legislatif dan lembaga pendidikan.

"Kami telah melacak aktivitas mereka dan upaya semacam itu terjadi setiap hari," kata Choi kepada Reuters.

Namun dia menyebut bahwa kasus terbaru ini menarik perhatian mengingat sensitivitas kerja lembaga think tank.

Korea Selatan menuduh Korea Utara melakukan serangkaian serangan siber, termasuk di beberapa bank pada tahun 2011, operator reaktor nuklir yang dikelola negara pada tahun 2015 dan kementerian pertahanan pada tahun 2016.

Pada bulan November, anggota parlemen Korea Selatan mengatakan bahwa badan intelijen telah menggagalkan upaya Korea Utara untuk meretas perusahaan yang mengembangkan vaksin virus corona.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co