Tadinya Sukses Kendalikan Covid, Sekarang Kompak Pusing Lagi

22 Juli 2021 17:15

GenPI.co - Negara-negara ini tadinya sukses kendalikan penyebaran covid-19. Tapi sekarang, semuanya kompak pusing lagi. Negara-negara ini kini mencatatkan lonjakan kasus lagi.

Saaat ini, gelombang baru penyebaran covid-19 mulai membuat negara-negara ini dag-dig-dug. 

Kehadiran varian delta membuat alarm kewaspadaan menyala. Itu terjadi justru tak lama setelah mereka berhasilkan melandaikan kasus harian.

BACA JUGA:  Singapura Mau Anggap Covid-19 Kayak Flu Biasa, IDI: Jangan Latah!

Berikut deretan negara yang kembali dipusingkan dengan lonjakan kasus setelah sukses kendalikan covid-19.

1. China

BACA JUGA:  Covid-19 Bikin Kasus Bunuh Diri di Singapura Naik Tinggi

Pemerintah China menerapkan lockdown total di Ruili, kota kecil yang berbatasan langsung dengan Myanmar, akibat gelombang keempat penularan covid-19.

Lockdown Ruili mulai berlaku sejak awal pekan ini. Pihak berwenang China memerintahkan penduduk Ruili mengisolasi diri di rumah masing-masing dalam beberapa hari ke depan.

BACA JUGA:  Australia dan Singapura Membantu Indonesia Tangani Covid-19

Selain perintah diam di rumah, pihak berwenang China juga menutup seluruh bisnis dan sekolah.

Namun, beberapa pasar, supermarket, apotek, hingga rumah sakit tetap diizinkan buka.

Aparat juga melarang warga melakukan "perjalanan yang tidak penting" hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Pemerintah hanya mengizinkan satu anggota keluarga dari setiap rumah tangga bepergian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari meski tetap dengan izin selama masa lockdown.

Setiap warga yang ingin meninggalkan Kota Ruili harus menunjukkan hasil negatif tes virus corona dalam 72 jam terakhir.

2. Australia

Australia terus memperpanjang lockdown di Sydney dan sejumlah daerah lainnya karena kasus covid-19 di wilayah itu tak kunjung reda.

Lockdown di Sydney sudah berlaku sejak 26 Juni. Status itu seharusnya berakhir pada Jumat (9/7), tapi diperpanjang hingga kini.

"Virus varian Delta ini menjadi pembeda, sangat mudah menyebar dan menular dibanding varian sebelumnya yang kami ketahui," kata Menteri Besar New South Wales, Gladys Berejiklian.

Akibat perpanjangan masa lockdown, seluruh sekolah di Sydney akan memulai pembelajaran jarak jauh pekan depan, setelah masa libur musim dingin demi menghindari kerumunan antar jemput.

Pengetatan pergerakan sosial dan lockdown parsial juga diterapkan beberapa wilayah lainnya di Australia seperti negara bagian Victoria dan Australia Barat.

Sebelumnya, Australia berhasil mencapai nol kasus covid-19 sejak awal pandemi.

Infeksi covid-19 kembali melonjak setelah pemerintah Australia melonggarkan perbatasan.

Sampai saat ini, secara keseluruhan jumlah kasus infeksi covid-19 di Australia mencapai 30.800, dengan 910 orang di antaranya meninggal.

3. Singapura

Singapura kembali melakukan pengetatan aktivitas warganya dengan mengembalikan langkah kesehatan warga ke level di bawah fase 2. Ini peringatan tinggi yang dikeluarkan, Kamis (22/7).

Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan langkah itu dilakukan seiring dengan meningkatnya kasus penularan corona di negeri itu belakangan ini.

Singapura melaporkan dari 182 infeksi baru covid-19 yang ditularkan secara lokal pada Selasa (20/7), 135 di antaranya terkait dengan klaster Pelabuhan Perikanan Jurong.

Sementara 12 infeksi lain terlacak di klaster KTV. Kasus di Jurong ini menjadikannya kluster aktif terbesar di Singapura, dengan total 314 kasus.

Melansir Reuters, lonjakan kasus ini terjadi ketika Singapura berencana memulai proses menuju fase kehidupan normal baru dengan menganggap covid-19 sebagai penyakit endemik lainnya.

4. Korea Selatan

Korea Selatan kembali mencatat rekor kasus harian covid-19. Ada1.784 infeksi corona dalam 24 jam hingga Selasa (20/7). Itu dipicu kemunculan varian Delta.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KDCA) menyatakan bahwa Korsel terus mencetak rekor kasus covid-19 akibat varian Delta yang kini mendominasi infeksi di negara tersebut.

Korsel menerapkan larangan pergerakan tingkat tinggi di Seoul sejak 12 Juli.

Sebagaimana dilansir AFP, pemerintah Korsel melarang perkumpulan lebih dari dua orang mulai pukul 18.00. Sekolah-sekolah akan ditutup, sementara kafe dan restoran akan dibatasi.

Sementara itu, tempat-tempat hiburan, seperti bar dan kelab malam, akan tutup total.

Semua acara publik juga dilarang, kecuali aksi protes yang dilakukan oleh satu orang.

Sebelum lonjakan covid-19, pemerintah Korsel telah melonggarkan sejumlah pembatasan pergerakan sosial mulai dari mengizinkan makan di tempat dengan jumlah terbatas dan perkumpulan orang.

Jepang

Jepang juga menjadi perhatian internasional. Apalagi, ada Olimpiade yang digelar di Tokyo.

Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan bahwa jumlah kasus varian Delta di Jepang meningkat dari 80 menjadi 304 kasus di awal Juli lalu.

Varian yang pertama kali ditemukan di India itu terdeteksi di 20 prefektur di Jepang.

Tokyo tercacat menyumbang infeksi Delta terbanyak dengan 61 kasus, disusul Chiba dengan 48 kasus, Kanagawa dengan 41 kasus, Osaka dengan 31 kasus, Aichi ada 27 kasus, dan Hyogo dengan 24 kasus.

Secara keseluruhan, Jepang sudah melaporkan lebih dari 1.400 kasus covid-19 varian Delta sejak awal Juli. Angka itu melonjak dari sebelumnya yang hanya 842 kasus.

Pada Kamis (8/7), Jepang mendeklarasikan status darurat covid-19 di Tokyo hingga 22 Agustus 2021. 

Itu membuat Olimpiade bakal digelar tanpa kehadiran penonton.

Penyelenggara Olimpiade Tokyo juga melaporkan kasus pertama infeksi virus corona yang menjangkit atlet.

Setidaknya ada dua atlet yang terkonfirmasi positif covid-19 di Kampung Atlet Olimpiade Tokyo usai dilakukan tes. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co