Darah Warga Tumpah di Perbatasan Afghanistan, Taliban Mengelak

04 Agustus 2021 09:25

GenPI.co - Amerika Serikat (AS) dan Inggris menuduh Taliban bertanggung jawab atas pembantaian warga sipil di Spin Boldak, sebuah kota di Provinsi Kandahar yang baru-baru ini kelompok itu kuasai di dekat perbatasan Afghanistan dan Pakistan.

Kedutaan AS dan Inggris di Kabul pada hari Senin (2/8) mengatakan dalam cuitan terpisah di Twitter mengenai peristiwa itu

“Pembunuhan ini bisa merupakan kejahatan perang; mereka harus diselidiki  para pejuang atau komandan Taliban yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban,” bunyi cuitan itu.

BACA JUGA:  24 Diplomat Rusia Mendadak Diminta Keluar dari AS, Ada Apa?

Namun tuduhan itu dibantah oleh Suhail Shaheen, juru bicara Taliban yang berbasis di Doha, Qatar, yang juga merupakan anggota tim perunding dari kelompok tersebut. 

“Tuduhan tak berdasar semacam itu telah dibingkai atas perintah (Presiden Afghanistan) Ashraf Ghani, yang ingin memperpanjang [keberadaan] rezim bonekanya di negara ini,” beber Shaheen kepada The Media Line dilansir Selasa (3/8).

BACA JUGA:  Keamanan Jebol dan Bunyi Tembakan, Pentagon pun Dikunci Total

Dia dengan menyebut tuduhan itu sebagai propaganda tak berdasar dan merupakan konspirasi kasar untuk menyabotase perdamaian yang tengah diusahakan oleh para pemimpin Taliban yang terlibat dengan kekuatan regional.

“Kami juga dengan tegas dan tepat menolak tuduhan palsu dan tidak berdasar tentang pembunuhan balas dendam oleh para Taliban,” katanya

BACA JUGA:  Perbuatan Keji Gubernur New York, Banyak Perempuan Jadi Korban

Shaheen mengatakan kepada The Media Line bahwa empat jurnalis Afghanistan mengunjungi Spin Boldak untuk menyelidiki laporan eksekusi di luar hukum dan penghilangan massal di distrik tersebut. 

Dia menyebut bahwa para jurnalis mengunjungi seluruh distrik tetapi tidak menemukan bukti laporan semacam itu.

Sayangnya, lanjut dia , Direktorat Keamanan Nasional (NDS, badan intelijen utama Afghanistan) menahan mereka semua saat mereka kembali ke kota Kandahar.

Sebelumnya pada hari Minggu (1/8), NDS l mengonfirmasi penahanan empat wartawan di Kandahar, yang dituduh menyebarkan propaganda musuh.

NDS menuduh bahwa saat mengunjungi Spin Boldak, para jurnalis ini bertemu Mullah Yaqoob, putra almarhum pendiri Taliban Mullah Mohammed Umar.

Wartawan yang ditangkap adalah Bismillah Watandost, Qudrat Ullah Sultani dan Munib Obaidi, semuanya terkait dengan radio lokal, dan Sanaullah Syaam, seorang jurnalis foto untuk Kantor Berita Xinhua China.

"Kami juga melakukan penyelidikan tingkat tinggi tentang tuduhan tersebut, tetapi komisi penyelidikan kami tidak menemukan apa pun kecuali pembunuhan dua orang dalam perselisihan pribadi," tambah Shanheen. 

Sementara itu, Presiden Ghani pada hari Senin menyalahkan keamanan negara yang memburuk pada Washington karena "tiba-tiba" memutuskan untuk menarik pasukannya dari Afghanistan.

"Saya telah memperingatkan Washington bahwa penarikan itu akan memiliki konsekuensi," katanya, berbicara pada sesi gabungan Majelis Nasional untuk berbicara tentang situasi di negara itu. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co