Trump dan Biden Bikin Sewot Jenderal Kuat Afghanistan

26 Agustus 2021 15:11

GenPI.co - Donald Trump, Joe Biden dan mantan presiden Afghanistan Ashraf Ghani, bikin murka jenderal kuat Afghanistan. Tiga tokoh itu dituding jadi penyebab kekacauan.

Bagi jenderal kuat ini, tiga tokoh tadi telah mengkhianati Afghanistan dan menghancurkan negara itu.

“Kami dikhianati oleh politik dan presiden,” kata Sami Sadat, seorang jenderal bintang tiga Afghanistan.

BACA JUGA:  WNA Afghanistan Kepergok Transaksi Narkotika di Masjid Bogor

Dia pernah memimpin pasukan khusus Afghanistan dalam sebuah opini di The New York Times.

Mantan komandan tertinggi Afghanistan itu menyalahkan mantan presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan pemerintahnya atas budaya korupsi.

BACA JUGA:  Jika Usulan SBY Didengar, Nasib Afghanistan Tak Seperti Sekarang

“Itu benar-benar tragedi nasional kita,” katanya.

Ghani melarikan diri dari negara itu ketika Taliban mendekati Kabul dan membela diri atas keputusannya dengan mengatakan itu diperlukan untuk menjaga perdamaian.

BACA JUGA:  China dan Rusia Koalisi Membantu Afghanistan

“Jika saya tetap tinggal, banyak orang sebangsa saya akan menjadi martir dan Kabul akan menghadapi kehancuran,” tulisnya di media sosial.

Dia sekarang tinggal di Uni Emirat Arab (UEA) dengan alasan kemanusiaan.

“Ini bukan hanya perang Afghanistan. Ini adalah perang internasional. Banyak militer yang terlibat,” tambahnya. seperti dikutip dari Independent, Kamis (26/8/2021).

Bagi dia, mustahil untuk mengajak semua tentara Afghanista berperang. Dia tegas menyebutnya sebagai kegagalan politik.

Menurut sang jenderal, jatuhnya Afghanistan dimulai jauh sebelum Taliban menyerbu Kabul dalam beberapa pekan terakhir.

Pertama, tulisnya, ada perjanjian damai pemerintahan Trump pada Februari 2020 dengan Taliban.

Ini yang yang dituding menyebabkan kehancuran Afghanistan. Itu lantaran di dalamnya ada persyaratan penarikan pasukan Amerika.

Dan itu dilakukan tanpa pembagian kekuasaan yang konkret antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.

Menurut Sadat, perjanjian itu justru memungkinkan Taliban menunggu dan merebut kembali negara itu begitu mereka pergi.

Selanjutnya, sang jenderal menyalahkan pemerintahan Biden. Biden ternyata melanjutkan rencana umum pemerintahan Trump.

“Saya sedih melihat Biden dan pejabat Barat menyalahkan Angkatan Darat Afghanistan,” tambah jenderal itu dalam artikelnya.

Baginya, tentara Afghanistan telah sangat menderita selama perang di Afghanistan.

Ada seperlima dari total kekuatan tempurnya yang tewas selama 20 tahun terakhir Jumlahnya mencapai 66.000 orang. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co